News

Anies Baswedan: Politik Identitas Tak Terelakkan dan Lumrah

Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengatakan politik identitas dalam gelaran pemilu adalah sebuah keniscayaan yang sulit terelakkan. Sebab, setiap politikus yang berlaga dalam gelaran pesta demokrasi sudah memiliki dan membawa identitasnya masing-masing.

“Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender,” kata Anies di Surabaya, dikutip Minggu (19/3/2023).

Demikian juga, sambung dia, ketika ada dua calon yang berbeda suku. Tentu ini jadi peluang bagi kedua kubu pendukung untuk mencuatkan isu perbedaan suku ini. Menurutnya hal ini merupakan hal yang lumrah terjadi.

Anies kemudian bercerita tentang apa yang terjadi pada Pilkada DKI 2017. Kala itu yang bersaing adalah paslon dengan latar belakang beda agama. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

“Yang terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama,” jelas Anies.

Oleh sebab itu, kata Anies, penting bagi tiap calon yang bersaing dalam pemilu untuk memiliki kedewasaan. Baik calon yang menang maupun yang kalah. Setelah pemilu selesai, harus ada titik temu antara masing-masing kubu. “Yang menang mau merangkul yang kalah. Sedangkan yang kalah juga harus mau mengakui kekalahannya,” ucapnya.

Bagi Anies, tak masalah bagi siapapun untuk tidak suka kepadanya. Sekalipun ia dibenci karena identitas yang berbeda. Namun, ia tetap akan mengajak orang-orang yang memang berkompeten di bidangnya masing-masing untuk berkolaborasi dan bekerja sama membawa perubahan yang lebih baik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button