Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan meminta pemrov DKI Jakarta untuk segera memberi izin Kampung Susun Bayam (KSB) untuk dihuni dan dikelola oleh warga. Demikian ia sampaikan dalam acara Resolusi Indonesia di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Jumat malam (5/1/2024).
“Jadi sengaja dibangunkan di situ, disiapkan tempatnya di situ dan menurut saya tega sekali ketika tempat itu sudah disiapkan itu tidak diberikan kepada warga kampung bayam yang seharusnya masuk ke tempat itu,” ujar Anies.
Menurut Anies, izin Kampung Bayam harus diberikan. Dia berharap pemegang kewenangan yang ada sekarang menuntaskan hak-hak warga Kampung Bayam di tempat yang sudah dibangun di masa pemerintahannya di Jakarta.
“Ini adalah soal bagaimana kita mencari cara dan kita sudah kerjakan di dalam Kampung Akuarium oh iya by the way Kampung Akuarium baru kemarin dapat penghargaan dari World Habitat yah. Kampung Akuarium, Bukit Duri, dan di Kampung Susun Bayam itu semuanya sudah tuntas, tinggal diberi izin dan itu soal kewenangan aja mau diberikan atau tidak,” kata Anies.
Capres dari Koalisi Perubahan ini menegaskan penuntasan Kampung Bayam bukan untuk memberikan nilai kepada gubernur sebelumnya, namun upaya melindungi rakyat yang memiliki hak untuk hidup dan tinggal. “Dan kalau itu dikerjakan maka bisa katakan republik melindungi siapa saja,” tuturnya.
Diketahui, sebanyak 40 KK warga eks Kampung Bayam kini menempati hunian Kampung Susun Bayam (KSB) di depan Jakarta International Stadium tanpa ada izin. Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Muhammad Fuqron (45) menyebut keadaan darurat membuat mereka harus menempati bangunan tersebut.
“Darurat. Keadaan sudah darurat dan kami harus tinggal di sini. Semuanya ada 64 KK. Sekarang yang masuk sementara di hunian ini ada 40 KK. Keluarga di sini kami yang antisipasi,” kata Fuqron ditemui di lokasi pada Rabu (3/1/2024).
Akses aliran listrik di bangunan tersebut masih ditutup oleh pihak BUMD Pemprov DKI Jakarta Jakpro atau PT Jakarta Propertindo (Perseroda). Oleh karenanya, warga eks Kampung Bayam mengumpulkan uang untuk keperluan listrik di lingkungan tersebut. “Aliran listrik dan air masih belum ada akses. Kami mengandalkan genset listrik kecil ini untuk hidupkan listrik. Jadi setiap penghuni patungan untuk beli bensin,” ujar Fuqron.
Sementara untuk air bersih, Fuqron dan warga lainnya memanfaatkan salah satu keran untuk siram tanaman yang jaraknya sekitar 100 meter dari KSB. Dari keran tersebut, pipa-pipa ditarik untuk mengaliri air bagi kebutuhan warga setempat.
Sebagai informasi, Kampung Susun Bayam terdiri dari 3 blok utama yang bergandengan, yaitu Blok A, B dan C dengan masing-masing blok terdiri dari 4 lantai. Berdasarkan pantauan, warga sudah menempati beberapa unit di lantai 2 blok A Kampung Susun Bayam.
Leave a Reply
Lihat Komentar