News

Anies Singgung Pelemahan Demokrasi, PAN: Tak Ada Hubungannya dengan Indonesia

anies-singgung-pelemahan-demokrasi,-pan:-tak-ada-hubungannya-dengan-indonesia

Senin, 02 Jan 2023 – 23:39 WIB

Mungkin anda suka

Viva Yoga - inilah.com

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi (Foto: dpr.go.id)

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (Waketum PAN) Viva Yoga Mauladi menyebut, unggahan Anies mengenai film dokumenter The Edge of Democracy yang dikaitkan dengan tahap pelemahan demokrasi tidak ada hubungannya dengan keadaan Indonesia saat ini.

“Itu cerita di Brasil. Tidak ada hubungannya dengan Indonesia saat ini,” kata Viva kepada wartawan, Senin (2/1/2023).

Dia menjelaskan, Indonesia telah meninggalkan praktik pemerintahan otoritarian.

“Yaitu suatu pemerintah atas nama negara, memiliki otoritas dan menghegemoni kekuasaan seluruh lembaga negara, membungkam kebebasan pers dan menyumpal suara kritis dari rakyat dan asosiasi atau LSM, mengendalikan kekuatan partai politik, serta menyetir lembaga penyelenggara pemilu. Pemilu ada, tetapi sebelum pemilu, hasil pemilu sudah ditulis,” terangnya.

Untuk itula, menurut Viva, ada perlawanan rakyat dan kekuatan pro demokrasi sehingga melahirkan era reformasi Indonesia jalani hingga hari ini.

“Film sejarah Brasil yang ditonton mas Anies dapat kita gunakan sebagai pelajaran sejarah bahwa bangsa Indonesia harus semakin demokratis dan maju dalam membangun peradaban. Tidak boleh lagi set back, kembali ke demokrasi masa kelam,” ujarnya.

Oleh karena itu, demokrasi di negara lain harus dapat menjadi sebuah pelajaran sejarah demokrasi Indonesia ke depannya.

“Saat ini, komitmen pemerintah dalam membangun demokrasi ditujukan pada terciptanya kelembagaan demokrasi, melalui berfungsinya mekanisme check and balances di tengah-tengah masyarakat,” ujar Viva menambahkan.

Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah momen hangatnya bersama putranya, Mikail dengan menonton film berjudul The Edge of Democracy pada awal tahun. Dalam unggahan melalui Instagram pribadinya @aniesbaswedan, ia terkesan dengan film itu dan menceritakan upaya menyingkirkan sosok Presiden Brasil Lula da Silva dari jabatannya.

“Dokumenter yang dibuat oleh Petra Costa, sineas perempuan milenial dari Brazil, bercerita tentang erosi demokrasi dan perjalanan politik Lula da Silva sebagai Presiden,” terang Anies di akun Instagaram @aniesbaswedan.

“Dokumenter ini lalu bercerita tentang upaya penyingkiran terhadapnya melalui pengadilan yang kontroversial atas tuduhan korupsi. Walau pada 2021 Mahkamah Agung membatalkan hukumannya. Kejatuhan Lula dan erosi demokrasi di Brazil membuka jalan bagi Jair Bolsonaro,” lanjut Anies.

Anies lalu berujar soal Lula da Silva yang dilantik menjadi presiden setelah mengalahkan Jair Bolsonaro dalam pemilu tahun lalu. Lula disebut Anies, berjanji hadirkan kembali program sosial dan hentikan deforestasi. Menurut Anies, komitmen yang tentu harus dibuktikan dan harus dikawal oleh rakyatnya.

Lebih lanjut, Anies menyebut usai menonton film dokumenter ini, dia justru teringat akan tiga tahap untuk melemahkan demokrasi yang tertuang dalam buku How Democracies Die.

“Menonton dokumenter ini mengingatkan pada buku How Democracies Die, bahwa ada tiga tahap untuk melemahkan demokrasi secara perlahan,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button