News

Anies Tahu Betul Masyarakat Jawa Timur

Bakal Calon Presiden RI 2024, Anies Baswedan dalam silaturahmi dan safari kebangsaan di Jawa Timur menyebut Jawa Timur menjadi titik awal menyalurkan gelora keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Slogan Keadilan Sosial ini kerap digaungkan Anies bersama tiga partai politik pengusungnya dalam Pilpres 2024, Partai NasDem bersama Demokrat dan PKS.

Pada pidato di acara Simfoni Kebangsaan di Dyandra Convention Center Surabaya pada Jumat petang (17/3/2023), Anies menekankan Jawa Timur memiliki suasana persatuan dan kebersamaan yang harus terus dijaga untuk menghadirkan kesetaraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Anies menggarisbawahi keadilan sosial menjadi jembatan melahirkan kesetaraan di berbagai sektor, seperti kualitas pendidikan, lapangan pekerjaan, dan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tak hanya itu, keadilan sosial diyakininya mampu membentuk kesejahteraan bagi masyarakat. Namun, hal itu juga harus ditopang dengan semangat berkeadilan.

Anies pun menegaskan ingin mendorong adanya persatuan dan harus ditopang dengan hadirnya keadilan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut keadilan sosial juga merupakan salah satu cita-cita pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cita-cita para pendiri bangsa itu harus diteruskan demi memajukan peradaban bangsa Indonesia.

Mencermati slogan Keadilan Sosial yang kerap disuarakan Anies, pengamat politik dari Trust Indonesia Ahmad Fadhli menilai pidato Anies di Surabaya mengenai keadilan sosial bagi seluruh rakyat sesungguhnya hal yang biasa saja.

Ahmad Fadhli
Direktur Riset Trust Indonesia Research and Consulting Ahmad Fadhli. (Foto: Trust Indonesia)

Namun, Direktur Riset Trust Indonesia Research and Consulting itu mencermati dalam pidato tersebut Anies ingin mempertegas narasinya bahwa Anies adalah antitesa dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan lebih dari itu, yakni antitesa dari pemerintahan saat ini.

Fakta ini ditemui dalam Survei Nasional (Surnas) Trust Indonesia bahwa sebagian besar masyarakat (39,3%) mengasosiasikan calon presiden yang merupakan simbol perubahan dan sekaligus antitesa Jokowi adalah Anies Baswedan.

“Anies tahu betul bahwa masyarakat Jawa Timur adalah masyarakat Jawa yang memiliki karakter dan watak lebih keras dibandingkan Jawa Tengah dan DIY. Masyarakat Jawa Timur sangat suka dengan narasi-narasi sosialis, patriotis, dan herois seperti itu,” kata Fadhli kepada Inilah.com di Jakarta, Minggu (19/3/2023).

Peluang Makin Besar

Selain berpidato di acara Simfoni Kebangsaan di Dyandra Convention Center Surabaya, Anies dalam lawatannya ke Jawa Timur juga bersujud di masjid kebanggaan masyarakat Surabaya, Masjid Al Akbar pada Jumat lalu. Anies juga berziarah ke makam pencetus nama Nahdlatul Ulama (NU) KH Mas Alwi, di Tambakrejo, Simokerto, Surabaya pada Sabtu kemarin.

Napak tilas kali ini dilakukan Anies sebagai salah satu cara menghormati pendiri NU, sekaligus mengenang perjuangan Kiai Mas Alwi dalam upaya merebut kemerdekaan RI kala itu.

Anies juga menggelar Subuh Berkah dengan bersujud di salah satu masjid tertua dan bersejarah di Surabaya, Masjid Rahmat, Kembang Kuning. Disebutkan Anies, masjid ini punya sejarah luar biasa, yakni didirikan sekitar 1430 M oleh Sunan Ampel di masa mudanya. Masjid ini memiliki peran besar dalam dakwah sang sunan untuk mengembalikan akhlak masyarakat pada waktu itu.

Pada rangkaian kunjungan ke Jatim ini, Anies juga menyeberang ke Madura untuk bertemu dengan para ulama dan habaib yang menghadiri silaturahmi kebangsaan di Pondok Pesantren At-Taroqqi K.H Fauroq Alawi. Dalam kesempatan ini Anies juga memohon doa restu, nasehat, dan bimbingan agar dapat mengemban amanat ini dengan baik untuk membawa perubahan dan keadilan bagi Indonesia.

Anies pun menyebut Jawa Timur dan Nahdatul Ulama memiliki garis sejarah yang panjang dalam perjuangan bangsa ini. Ia juga merasa amat bersyukur bisa berziarah ke guru dari pendiri NU, Syaikhona Kholil sekaligus bersilaturahmi dengan keturunan K.H. Imam Bukhori Kholil, K.H. Makki Nasir dan K.H. Ahmad Zubair di Bangkalan.

Di sela-sela kunjungan ke Jatim, pada malam Minggunya, Anies menyempatkan makan malam di Tunjungan, Surabaya, sekaligus untuk ményapa mayarakat Kota Surabaya lintas usia dan lintas golongan.

Dari data Trust Indonesia Research and Consulting, Jawa Timur (15,5%) adalah salah satu basis suara pemilih terbesar kedua setelah Jawa Barat (17,3%). Ahmad Fadhli menyebut Anies mengetahui betul bahwa di Jawa Timur bukan hanya ada pemilih PDIP tapi juga terdapat banyak pemilih NU.

Walau selama ini PDIP selalu memenangi kontestasi Pilkada Wali Kota di Surabaya, namun Anies ingin melakukan “show of force” guna memberikan “shock effect” bagi basis PDIP di Surabaya bahwa pendukung Anies di Surabaya juga ada.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Trust Indonesia terbaru, dari 15,5% pemilih yang ada di Jawa Timur, yang memilih Anies sebagai calon presiden hanya 15,0%. Anies dan tim suksesnya tahu betul bahwa mereka masih kurang suara di Jawa Timur, sehingga perlu untuk safari ke lumbung-lumbung suara tersebut. Jika dimulai dari sekarang maka peluangnya juga akan semakin besar untuk meyakinkan masyarakat Jawa Timur.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button