News

Anwar Abbas MUI Kecam Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Senin, 03 Okt 2022 – 14:56 WIB

Anwar Abbas

Mungkin anda suka

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mempertanyakan penggunaan gas air mata di dalam area pertandingan sepak bola. Ia mengaku kecewa dengan cara aparat keamanan dalam membubarkan massa pendukung itu.

“Dengan dipergunakannya gas air mata oleh pihak keamanan untuk mengurai massa pendukung arema yang turun ke lapangan karena kecewa melihat tim favorit mereka dikalahkan oleh persebaya, ternyata hal demikian telah menjadi bencana,” kata Anwar dalam keterangannya kepada inilah.com, Senin (3/10/2022).

Buya Anwar, sapaan akrabnya, menyoroti soal penggunaan gas air mata yang digunakan aparat keamanan untuk mengurai massa. Pasalnya, penggunaan gas air mata di stadion merupakan langkah yang tidak efektif karena berada di ruang tertutup.

“Hal itu akan bisa membuat ribuan penonton menjadi panik dan berlari ke pintu keluar. Tetapi karena pintu keluarnya tidak mampu menampung para penonton yang berebut menyelamatkan diri maka terjadilah penumpukan sehingga membuat para penonton berada dalam keadaan berdesak-desakan, berhimpit-himpitan dan injak menginjak diantara sesama mereka,” katanya.

“Itulah mungkin sebabnya mengapa FIFA jauh-jauh hari dalam kode etiknya telah melarang penggunaan gas air mata dalam mengamankan sebuah pertandingan yang diselenggarakan dalam sebuah stadion tertutup,” ungkap Ketua PP Muhammadiyah tersebut.

“Karena akibatnya bisa sangat buruk dan fatal seperti yang terjadi di stadion sepakbola Kanjuruhan, Malang Sabtu malam yang lalu,” jelas dia.

Untuk itu ia juga mengusulkan agar dibuatkan tim khusus yang independen untuk mengusut tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada laga Arema versus Persebaya guna menindaklanjuti hukuman kepada yang bersalah.

“Untuk menjawab masalah tersebut perlu dibentuk tim khusus yang independen agar yang bersalah bisa ditindak dan agar peristiwa serupa di masa yang akan datang tidak akan terulang kembali,” kata Anwar Abbas dalam keterangnya, Senin (3/10/2022).

Pemerintah sendiri sudah membentuk tim gabungan khusus untuk mengungkap tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tim khusus tersebut diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

“Untuk mengungkap kasus atau peristiwa Kanjuruhan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022, maka pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF),” kata Mahfud dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (3/10/2022).

Berdasarkan data terakhir, menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 125 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka dalam tragedi paling mengerikan nomor dua di dunia dalam sejarah sepak bola.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button