Melalui World Economic Outlook edisi April 2024, International Monetary Fund (IMF) merilis daftar negara yang termasuk ke dalam kelompok emerging market and developing economies, di mana Indonesia menjadi salah satunya.
Emerging market merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu negara yang mulai terlibat dalam pasar global seiring dengan perkembangannya.
Hal ini dapat memengaruhi sistem keuangan negara tersebut, sehingga membuatnya berada dalam proses transisi untuk masuk ke dalam pasar bebas atau campuran.
Apa itu Emerging Market?
Emerging market (ekonomi pasar negara berkembang) adalah kondisi ekonomi negara berkembang yang sudah mulai terlibat dengan pasar global seiring dengan perkembangannya.
Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Antoine W. Van Agtmael dari International Finance Corporation World Bank.
Pada dasarnya, ekonomi pasar negara berkembang dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara yang berbeda.
Tingkat pendapatan, tingkat pertumbuhan, serta kualitas sistem keuangan merupakan kriteria yang populer, namun negara yang termasuk ke dalam daftar emerging market economy bisa berbeda-beda, tergantung dari sudut pandangnya.
Namun, secara umum, negara yang termasuk ke dalam kategori emerging market economy mewakili 80 persen dari populasi dunia serta berkontribusi sebesar 20 persen dalam perekonomian global.
Karakteristik Emerging Market
Terdapat beberapa karakteristik emerging market yang penting untuk dikenali, yaitu:
1. Volatilitas Tinggi
Salah satu karakteristik negara yang termasuk dalam kelompok emerging market adalah memiliki volatilitas yang tinggi.
Sebagai informasi, volatilitas adalah perubahan harga yang fluktuatif dalam periode tertentu.
Tingginya tingkat volatilitas suatu negara bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti bencana alam serta ketidakstabilan politik.
Namun, negara emerging market biasanya mencoba untuk mengubah struktur ekonominya agar bisa menahan volatilitas akibat faktor-faktor tersebut.
Di samping itu, volatilitas yang tinggi juga mencakup risiko makroekonomi dari suatu negara.
Misalnya, perubahan harga yang mendadak bisa memengaruhi situasi perekonomian negara tersebut secara signifikan.
2. Pertumbuhan Ekonomi Negara Cenderung Cepat
Untuk mengetahui apakah suatu negara tergolong sebagai emerging market atau bukan, pemerintah dapat menganalisis pertumbuhan ekonomi negara tersebut secara keseluruhan.
Analisis pertumbuhan ekonomi negara dapat dilihat dari persentase kenaikan produk domestik bruto (PDB), yaitu total produksi dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara pada periode tertentu.
Para pakar ekonomi berpendapat bahwa negara emerging market memiliki pertumbuhan PDB setidaknya sebesar 3 persen.
3. Pendapatan per Kapita Relatif Rendah
Karakteristik negara dalam kategori emerging market selanjutnya adalah memiliki pendapatan per kapita yang relatif rendah.
Pendapatan per kapita merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Semakin tinggi tingkat pendapatan per kapita suatu negara, maka semakin makmur pula masyarakatnya.
Mengingat negara emerging market masih termasuk negara berkembang yang baru mulai terlibat dalam pasar global, pendapatan per kapitanya masih tergolong rendah jika dibandingkan negara maju.
4. Terdapat Badan Pengatur
Pemerintah negara emerging market akan mendirikan badan pengatur khusus, seperti pengatur bursa saham untuk investasi dan pengatur mata uang yang digunakan untuk menjaga keadilan serta kelancaran pasar keuangan.
Selain itu, negara dengan emerging market umumnya juga memiliki mata uang sendiri, seperti Indonesia memiliki Rupiah atau Thailand memiliki Baht.
5. Sedang Dalam Masa Transisi di Pasar Global
Pada pasar global, negara emerging market pada dasarnya sedang dalam masa transisi dari yang semulanya menerapkan sistem ekonomi tertutup menjadi ekonomi terbuka.
Agar masa transisi tersebut berjalan sukses, emerging market akan mendorong perdagangan internasional negaranya supaya bisa berkompetisi di pasar global untuk diversifikasi produk ekspor dan impor.
Selain itu, negara emerging market juga turut mengubah fokus industrinya dari agrikultur (seperti pertanian, perkebunan, dan peternakan) menuju industri manufaktur.
6. Terdapat Perubahan Nilai Tukar Mata Uang
Negara emerging market umumnya mengalami perubahan nilai tukar mata uang atau komoditas tertentu, seperti minyak dan makanan, yang fluktuatif.
Contohnya, pada tahun 2022 silam, harga minyak mengalami peningkatan akibat meningginya tensi geopolitik di negara produsen, seperti Arab Saudi, Irak, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Hal tersebut berefek pada peningkatan harga BBM di Indonesia yang tergolong sebagai emerging market.
7. Memiliki Potensi untuk Berkembang
Memiliki potensi untuk berkembang juga menjadi salah satu karakteristik negara emerging market yang penting untuk dikenali.
Pemerintah negara emerging market umumnya akan memberlakukan kebijakan-kebijakan yang memungkinkan negaranya untuk berkembang dengan baik, terutama di pasar global.
Contohnya, pemerintah dapat melakukan advokasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang cepat dan industrialisasi (perubahan sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri).
8. Populasi Anak Muda Cenderung Tinggi
Populasi anak muda yang cenderung tinggi di dalam emerging market membuat negara tersebut memiliki tenaga kerja yang cukup untuk meningkatkan produksi barang dan jasa.
Selain itu, tingginya populasi anak muda di negara emerging market juga bisa membuka inovasi-inovasi menarik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Kenapa Emerging Market Kerap Menjadi Target Investor untuk Berinvestasi?
Emerging market bisa memberikan dampak positif bagi pelaku pasar maupun negara itu sendiri. Pasalnya, banyak investor yang memilih untuk berinvestasi di emerging market karena menawarkan beberapa manfaat, seperti:
- Dapat membangun suatu brand dengan minim kompetitor.
- Dapat meningkatkan permintaan jenis barang baru di pasar.
- Memperoleh prestise atau kehormatan karena bisa ekspansi bisnis di pasar baru.
- Bisnis cenderung terlindungi dari resesi (kondisi ketika perekonomian suatu negara memburuk dalam kurun waktu yang lama).
- Bisa dijadikan sebagai bentuk diversifikasi portofolio investasi.
- Memperoleh keuntungan modal dan potensi pengembalian (return) yang lebih tinggi.
.
.
Dapatkan Informasi Terupdate dan Paling Menarik Seputar Ekonomi dan Bisnis di Laman Google News Inilah.com.