Ototekno

APJII: Infrastruktur Masih Jadi Tantangan Terbesar ISP di Indonesia

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan bahwa tantangan terbesar dalam industri Internet Service Provider (ISP) di Indonesia adalah keterbatasan infrastruktur. Hal ini diungkapkan dalam hasil Survei ISP Industry dan Market Profile yang dilakukan oleh APJII.

Menurut Sekretaris Jenderal APJII, Zulfadly Syam, berdasarkan survei yang dilakukan kepada anggota APJII, tantangan infrastruktur menjadi yang tertinggi mencapai 73,80 persen. Kendala infrastruktur yang dimaksud adalah biaya pemasangan dan pemeliharaan yang relatif tinggi serta sulitnya infrastruktur menjangkau akses layanan, terutama pada area remote dan pedesaan.

“Tantangan bagi ISP yang selama ini belum teratasi paling besar adalah infrastruktur,” kata Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam ketika menyampaikan hasil Survei ISP Industry dan Market Profile di Jakarta, Kamis (30/3/2023) malam.

Selain itu, survei juga mencatat bahwa tantangan pendanaan (38,80 persen) dan sumber daya manusia (26,60 persen) juga menjadi kendala bagi ISP di Indonesia. Persaingan yang tinggi, regulasi dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung, serta terbatasnya akses permodalan juga menjadi kendala lainnya.

“Namun demikian tingkat penetrasi internet masih potensial untuk ditingkatkan seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat,” ujarnya.

Meski demikian, APJII memandang tingkat penetrasi internet masih potensial untuk ditingkatkan seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat. Zulfadly juga menyatakan bahwa anggota APJII akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur last mile kepada end user secara langsung apabila memiliki modal. Selain itu, APJII juga berencana membangun data center, kapasitas bandwith internasional, hingga pengembangan software pendukung.

APJII berharap adanya akses permodalan dari investor agar infrastruktur dan layanan ISP dapat diperluas. Secara keseluruhan, prospek industri ISP dalam lima tahun ke depan diperkirakan terus meningkat seiring upaya untuk mengakselerasi teknologi digital di Indonesia, yang sejalan dengan upaya pemerintah mendorong digitalisasi di segala bidang.

“Ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong digitalisasi di segala bidang. Faktor lainnya adalah pandemi yang membuat penetrasi digital terus meningkat,” ujarnya.

Survei tersebut diperoleh dari partisipasi 562 responden anggota APJII yang tersebar di seluruh Indonesia, dari total yang berjumlah 894 anggota. Survei dilakukan bersama dengan SRA Consulting melalui metode blasting secara online.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button