Arab Saudi Izinkan Investasi Asing Sektor Properti di Dua Kota Suci


Arab Saudi telah memutuskan untuk mengizinkan orang asing berinvestasi di perusahaan publik yang memiliki properti di kota suci Mekkah dan Madinah sebagai salah satu upaya untuk menarik investasi. 

Otoritas Pasar Modal (CMA) Arab Saudi dalam pernyataannya mengungkapkan, mulai 27 Januari, investor asing akan diizinkan membeli saham dan instrumen utang konversi di perusahaan terdaftar di Bursa Efek Saudi yang memiliki real estat publik atau swasta di dalam batas kota. 

“Investasi asing akan dibatasi pada saham, instrumen utang konversi, atau keduanya, dan akan mengecualikan investor asing strategis,” ungkap CMA. Kepemilikan asing dibatasi hingga 49% dari saham perusahaan yang terdaftar.

“Otoritas Pasar Modal ingin merangsang investasi, meningkatkan daya tarik dan efisiensi pasar modal, serta memperkuat daya saing regional dan internasional sambil mendukung ekonomi lokal,” tambah CMA. Pengawas pasar Arab Saudi itu juga mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk menarik modal asing dan menyediakan likuiditas untuk proyek-proyek saat ini dan masa mendatang di kedua kota suci tersebut.

Setelah pengumuman tersebut, indeks acuan Arab Saudi naik 0,2 persen, dipimpin oleh lonjakan 10 persen pada saham Jabal Omar Development Company serta Makkah Construction and Development Company, yang memiliki real estat di Mekkah. Perusahaan lainnya seperti Dar Al Arkan Real Estate Development Co., Taiba Investments Co., serta Emaar Economic City juga mengalami apresiasi.

Bursa tersebut, yang merupakan bursa terbesar di kawasan Teluk Arab dengan kapitalisasi pasar sebesar 10,2 triliun riyal ($2,72 triliun), dibuka untuk investor asing pada 2015 dalam upaya untuk menarik lebih banyak dana dan telah melihat banyak pencatatan saham baru dalam beberapa tahun terakhir.

Langkah ini sejalan dengan rencana diversifikasi Visi 2030 Arab Saudi yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik negara tersebut sebagai pusat investasi. Kerajaan telah menerapkan reformasi signifikan terhadap undang-undang investasi, melonggarkan peraturan kepemilikan asing di pasar saham, dan tengah mengerjakan proyek perluasan besar di Mekkah dan Madinah.

Arab Saudi menyatakan bahwa negara tersebut bermaksud menyambut 30 juta jemaah haji dan umrah sepanjang tahun pada 2030. Ibadah haji tahunan memainkan peranan penting dalam perekonomian negara Kerajaan tersebut. 

Peningkatan jumlah jamaah haji merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari agenda reformasi ekonomi Visi 2030 yang bertujuan untuk melepaskan perekonomian dari ketergantungan pada pendapatan minyak.