Arena

Arema Dibuang, Arema “Disayang”

Saat timnya terkatung-katung mencari home base melanjutkan kompetisi putaran kedua, di Malang, Aremania bergantian mengecam-mendukung Arema FC.

Setelah sempat didemo dan dirusak oleh Aremania yang menuntut pertanggungjawaban atas Tragedi Kanjuruhan, Kantor Arema pada Selasa (31/1/2023) kemarin, mendapat suntikan dukungan moral dari ratusan Aremania.

Aremania yang mendukung Arema tetap eksis di Liga 1, menyampaikan dukungannya pada Singo Edan untuk tetap mengarungi sisa kompetisi, meski dihantui peristiwa Kanjuruhan berdarah, 1 Oktober 2022.

Arema harus terusir dari Malang pada lanjutan BRI Liga 1 musim 2022/2023 pasca Tragedi Kanjuruhan. Mereka tak boleh bermarkas di Malang di putaran kedua liga.

Yuli Sumpil, salah satu pentolan Aremania, hadir dalam aksi di Markas Arema Selasa kemarin. Dalam orasinya, Yuli siap berdiri membela Logo Arema FC.

“Logo yang kita bela mati-matian selama ini dirusak. Logo ini tak bersalah. Logo ini adalah jiwa raga arek Malang Aremania. Nyawaku jadi taruhan kalau ada lagi yang ngerusak logo ini. Kawan sendiri banyak yang mati bela logo ini,” kata Yuli Sumpil saat duduk bersama jajaran direksi dan pengurus Arema di Kandang Singa, Selasa (31/1/2023).

Yuli tampak menangisi logo serta atribut klub Arema FC yang dirusak, dibakar saat aksi demo menuntut keadilan terhadap 135 nyawa Aremania yang melayang akibat Tragedi Kanjuruhan.

Aksi Aremania Selasa kemarin ditutup dengan pemasangan kembali Logo Singo Edan di Kadang Singa. Yuli Sumpil memimpin komando menyanyikan chant dukungan untuk Arema sambil mengiringi pamasangan logo Macan Biru, logo Arema FC.

Sebelumnya pada Minggu (29/1/2023), ribuan Aremania mengenakan atribut serba hitam, melakukan aksi demo di Kandang Macan, markas sekaligus toko merchandise Arema.

Aksi unjuk rasa yang digagas oleh kelompok Arek Malang Bersikap terjadi di Kantor Arema FC atau Kandang Singa pada Minggu (29/1/2023) siang. Akibatnya, Kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan Nomor 42, Kecamatan Klojen, Kota Malang mengalami kerusakan.

Massa aksi yang menggunakan pakaian serba hitam itu melempar batu ke arah Kantor Arema FC sekaligus official store Arema FC sehingga mengalami kerusakan cukup parah. Akibat dari peristiwa ini tiga orang mengalami luka-luka dan ratusan orang diamankan polisi.

Pasca demo tersebut, manajemen Arema menimbang-nimbang untuk membubarkan klub jika dirasa sudah tak kondusif, terusir dari Malang dan tak mendapat dukungan lagi.

Namun setelahnya, ratusan Aremania, mengenakan jersey kebanggaan klub Malang, datang ke Kandang Singa, menyampaikan dukungan, dan siap melindungi Arema mengarungi sisa kompetisi.

Bahkan dalam rekaman video yang beredar di media sosial, Aremania siap mengawal tim Arema untuk sekedar mencari tempat latihan.

Pro-kontra Aremania untuk Arema FC ini pun ramai jadi bahasan di Twitter. Banyak warganet yang mengkritik aksi Aremania Selasa kemarin yang mendukung Arema, tapi abai terhadap penuntasan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 Aremania.

Andi Peci, pentolan Bonek bahkan mengkritik sikap Aremania ‘versi’ Yuli Sumpil yang dianggap berpihak pada klub daripada korban Tragedi Kanjuruhan.

“Sudah tidak tertulis lagi tagar usut tuntas. Arwah 135 akan terus mengutukmu. Semesta akan menghukum di luar batas kemampuanmu,” tulisnya membalas postingan @AremafcOfficial tentang aksi dukungan Yuli Sumpil dan kawan-kawan.

Perseteruan Bonek dengan Aremania sudah melegenda seperti halnya The Jak dan Viking dulu. Tapi demi menuntut keadilan atas tewasnya 135 nyawa, Bonek menutup cerita gesekan antara Aremania. Andi Peci terus mendukung gerakan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan, mencari keadilan untuk para korban. Namun tidak dengan gerakan dukungan terhadap Arema yang digaungkan Yuli Sumpil Cs.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button