AS Kembali Berupaya Temukan Jurnalis Austin Tice setelah al-Assad Digulingkan


Amerika Serikat telah meneruskan upayanya untuk menemukan jurnalis yang hilang Austin Tice di Suriah segera setelah penggulingan pemimpin lama negara itu Bashar al-Assad dalam serangan mendadak oleh pihak pemberontak.

Hanya sehari setelah pejuang oposisi yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menguasai Damaskus, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Senin (9/12/2024) bahwa menemukan Tice adalah prioritas utama. Sementara juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan bahwa seorang utusan telah dikirim ke Beirut sebagai bagian dari upaya intensif untuk menemukan Tice.

Pada hari yang sama, FBI kembali memberikan hadiah sebesar US$1 juta atau sekitar Rp15 miliar untuk informasi yang dapat membantu Austin untuk kembali dengan selamat.

Sullivan mengatakan bahwa setelah al-Assad melarikan diri dari negaranya dan rezimnya runtuh, Washington berusaha untuk menemukan penjara tempat [Tice] mungkin ditahan, membebaskannya, dan membawanya pulang dengan selamat ke keluarganya.

Tice telah hilang sejak 2012 ketika ia diculik di Damaskus saat meliput pemberontakan rakyat terhadap al-Assad. Upaya untuk menemukan mantan marinir AS tersebut, yang bekerja sebagai jurnalis lepas pada saat ia menghilang, tidak membuahkan hasil karena perang berdarah terus berlanjut.

AS kini meningkatkan upaya tersebut. Utusan AS untuk urusan penyanderaan Roger Carstens melakukan perjalanan ke Lebanon dalam upaya untuk mencari tahu lebih banyak tentang keberadaan Tice. Para pejabat AS juga tengah berbincang dengan Turki dan warga Suriah, meminta mereka, “Bantu kami dengan ini. Bantu kami membawa Austin Tice pulang,” kata Sullivan.

Turkiye merupakan salah satu pendukung asing utama kelompok pemberontak di Suriah, tetapi juga berselisih dengan Pasukan Demokratik Suriah, kelompok pro-Kurdi didukung oleh AS, yang dianggap Ankara sebagai kelompok “teroris”.

Sementara itu, AS menganggap HTS sebagai kelompok “teroris”, tetapi Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi bahwa Washington telah berkomunikasi dengan kelompok-kelompok di Suriah, termasuk melalui perantara, dalam beberapa hari terakhir.

Upaya terbaru untuk menemukan Tice muncul saat kelompok pemberontak – dalam serangan kilat mereka di seluruh Suriah –membebaskan ribuan orang yang ditahan selama bertahun-tahun di bawah pemerintahan al-Assad. Banyak dari nasib mereka tidak diketahui oleh keluarga. Para pemantau hak asasi manusia menggambarkan hal itu sebagai tindakan keras brutal mantan pemimpin Suriah terhadap segala bentuk perbedaan pendapat.

Pada 2023, Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah melaporkan bahwa lebih dari 155.000 orang telah ditahan atau dihilangkan secara paksa sejak perang Suriah dimulai pada 2011 dengan mayoritas ditahan al-Assad.

Yang lainnya dikatakan telah ditahan atau hilang di tangan pelaku lain di dalam negara yang terpecah belah itu, termasuk ISIL (ISIS), yang menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak selama puncak pengaruhnya.

Austin Tice Masih Hidup

Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah mendorong pembebasan Tice melalui Departemen Luar Negeri pada 2022 dengan mengatakan bahwa pihaknya “berkomunikasi langsung” dengan pejabat Suriah mengenai masalah tersebut. Pemerintah al-Assad telah berulang kali membantah telah menahan Tice.

Meskipun demikian, dalam menyampaikan tanggapan publik pertamanya mengenai pengambilalihan oposisi di Suriah, Biden pada hari Minggu menyuarakan harapan bahwa Tice masih dapat diselamatkan.

“Kami pikir kami bisa mendapatkannya kembali, tetapi kami belum punya bukti langsung tentang itu. Dan Assad harus bertanggung jawab,” kata Biden. “Kami harus mengidentifikasi di mana dia berada.”

Tice terakhir terlihat dalam sebuah video yang dirilis beberapa minggu setelah penculikannya, memperlihatkan dia ditutup matanya dan dipegang oleh orang-orang bersenjata. 

Dalam pernyataan pada Senin (9/12/2024), orangtua pria yang hilang itu mengatakan mereka berharap dapat bertemu putra mereka lagi. “Austin Tice masih hidup, di Suriah, dan sudah saatnya dia pulang. Kami sangat menantikan Austin bisa bebas dan kami meminta siapa pun yang bisa melakukannya untuk membantu Austin agar dia bisa pulang dengan selamat ke keluarga kami,” kata Marc dan Debra Tice.