AS Telah Mengirim 50.000 Ton Peralatan Militer ke Israel Sejak Oktober


Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bahwa sekitar 50.000 ton peralatan militer dan persenjataan dari AS telah dikirim ke Israel sejak 7 Oktober. Peralatan militer telah dikirimkan melalui 500 pesawat angkut dan 107 kapal

Militer Israel mengatakan bahwa pengiriman tersebut sangat penting untuk mempertahankan kemampuan operasional [militer] selama perang yang sedang berlangsung. Termasuk dalam pengiriman tersebut adalah kendaraan lapis baja, amunisi, perlengkapan perlindungan pribadi, dan peralatan medis.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang, AS telah meningkatkan bantuan militernya ke negara tersebut. Peluru dan amunisi AS telah digunakan secara luas dalam perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 40.435 orang dan melukai 93.534 lainnya.

Pengeboman Israel yang tiada henti terhadap daerah kantong itu juga telah merusak atau menghancurkan sedikitnya 70 persen infrastrukturnya, termasuk sekolah, rumah sakit , perumahan, serta pembuangan limbah dan pengolahan air.

Mengutip The New Arab (TNA), bantuan militer AS ke Israel, yang biasanya US$3,8 miliar per tahun, sekarang sudah mencapai sedikitnya $15 miliar setelah paket bantuan kongres yang disahkan pada bulan April. 

Pada tanggal 13 Agustus, Pemerintah Biden menyetujui penjualan senjata senilai hingga $20 miliar yang mencakup penjualan 50 jet F-15IA, varian Israel dari F-15EX Eagle II yang baru, dan 25 paket peningkatan untuk armada F-15 Israel yang sudah ada. Paket-paket tersebut diharapkan akan tiba paling cepat pada tahun 2029.

Pengumuman itu muncul di tengah seruan untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Israel atas penggunaan senjata AS yang sembarangan dalam pemboman Gaza. Para dokter AS yang kembali dari daerah kantong di Palestina itu juga telah membuat seruan semacam itu.

Washington telah menghentikan pengiriman bom seberat 2.000 pon karena kekhawatiran akan invasi  Israel ke Rafah, namun invasi tetap dilakukan. Para pejabat sejak itu mengatakan kepada wartawan bahwa sedikitnya 10.000 bom seberat 2.000 pon telah dikirim ke negara tersebut.

AS juga membantu aksi militer Israel di wilayah lain, termasuk melindungi Israel dari serangan Iran pada bulan April dan melacak roket serta drone Hizbullah yang ditembakkan ke Israel pada hari Minggu kemarin

Inggris Belum Memutuskan Larangan Senjata ke Israel

Sementara itu, Pemerintah Inggris sedang berusaha untuk memutuskan senjata yang akan dilarang dijual ke Israel sebagai bagian dari tinjauan yang diumumkan Menteri Luar Negeri David Lammy,  The Guardian telah melaporkan. Perdebatan di Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO) berkaitan seputar penentuan apakah senjata tertentu digunakan dalam kapasitas ofensif atau defensif.

Pejabat FCDO memeriksa setiap sistem senjata untuk menentukan tujuan mereka. Jaksa Agung Richard Hermer mengatakan harus ada kepastian bahwa senjata yang dijual tidak digunakan untuk melanggar hukum internasional. 

Selain itu, Hermer mengatakan dia tidak akan menyetujui keputusan apa pun untuk melarang senjata sampai mereka dapat mengatakan apakah senjata tersebut dapat melanggar hukum internasional.