AS Tunda Pengiriman Senjata, Israel Mulai Panik

as-tunda-pengiriman-senjata,-israel-mulai-panik
AS Tunda Pengiriman Senjata, Israel Mulai Panik


Israel menyesalkan keputusan AS menunda pengiriman senjata di tengah berlangsungnya operasi militer di Kota Rafah, Jalur Gaza. Hal itu diungkapkan oleh penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Dmitry Gendelman.

Pada Rabu (8/5/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan pihaknya membatasi pasokan senjata ke Israel jika negara Zionis itu melancarkan serangan militer besar-besaran ke Rafah. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pun mengonfirmasi bahwa Washington telah menghentikan pengiriman amunisi muatan tinggi ke Israel.

“Israel menyesalkan bahwa meski berada di ambang penghancuran benteng terakhir organisasi teroris Hamas, mereka malah tidak menerima dukungan penuh dalam masalah kritis seperti pasokan senjata dari sekutu terdekatnya (AS),” kata Gendelman, Jumat (10/5/2024).

Sebelumnya Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, pemerintahan Biden berharap mereka tidak perlu mengambil keputusan mengenai pengiriman senjata ke Israel. Akan tetapi, keputusan itu harus diambil Washington jika Israel memasuki Rafah.

Pada Senin (6/5/2024), pasukan Israel memulai operasi militer di bagian timur Rafah. Mereka juga menguasai pos perbatasan Rafah dengan Mesir yang berada di sisi Gaza.

Keputusan tersebut diambil meskipun Hamas telah menyetujui persyaratan perjanjian gencatan senjata yang diusulkan oleh Mesir dan Qatar. Netanyahu berdalih kesepakatan itu tidak dapat diterima.

Lebih dari satu juta warga sipil Palestina diyakini berlindung di Rafah.