Ototekno

ASO Bikin Subur Layanan Streaming VoD, Tapi Masih Dikuasai Asing

Rabu, 02 Nov 2022 – 14:02 WIB

istock

Istockphoto

Penerapan Analog Switch Off (ASO) ke TV digital yang mulai dilakukan hari ini, Rabu (2/11/2022) diperkirakan mendongkrak jumlah penikmat hiburan video sesuai permintaan atau video on demand (VoD).

Managing Director Vidio, Monika Rudijono, mengatakan digitalisasi siaran TV yang sedang digeber Kementerian Komunikasi dan Informatika turut menumbuhkan jumlah pengguna layanan milik perusahaannya.

“Adopsi smart TV dan set top box (STB) dipercaya mampu menjadi salah satu akselerator laju pertumbuhan pengguna Vidio,” ucap Monika baru-baru ini saat ditemui.

Sejak Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja diketok palu pada 2020, pemerintah mulai mengejar persiapan analog switch off (ASO) atau penghentian siaran analog. Dalam aturan sapu jagat yang mencakup perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran tersebut, program ASO di seluruh penjuru Indonesia wajib dirampungkan dalam dua tahun. Saat itu tenggatnya ditetapkan hari ini 2 November 2022.

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, mengatakan ceruk pasar penyedia VoD masih sangat besar di Indonesia. “Penduduk kita banyak berasal dari generasi milenial dan Z yang cepat beradaptasi dengan teknologi,” ucapnya.

Saat ini, ucap Nailul, volume konsumennya masih tersedot ke pemain asing, seperti Netflix dan Disney+. Namun konsumen konten VoD, seperti Vidio, Viu, dan Mola, pun terus bertumbuh. Banyak juga penikmat VoD yang terserap ke layanan konten gratis, seperti YouTube.

Meski begitu, dia menilai pengaruh program migrasi TV terhadap industri VoD sangat minim. Menurut Nailul, mayoritas pengguna TV analog yang memerlukan STB merupakan kalangan menengah ke bawah. “Tak berarti mereka akan masuk pasar VoD karena butuh biaya tambahan untuk berlangganan konten,” kata dia.

Adapun Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute, Heru Sutadi, memperkirakan arus konsumen VoD akan membesar seiring dengan tren adaptasi TV digital. Terlebih, tingkat pemakaian TV digital bisa bertambah ketika siaran analog dihentikan secara total menjelang akhir tahun ini.

“Masyarakat beralih dari TV analog yang kualitasnya kurang bagus. Nantinya TV digital bisa menjadi penyalur atau komplementer tayangan VoD,” tutur Heru kepada inilah.com.

Wakil Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Neil R. Tobing, membenarkan soal ketatnya persaingan antara perusahaan siaran TV swasta dan penyedia VoD saat ini.

“Sudah bukan persaingan sesama TV, tapi ke depannya head to head dengan penyedia OTT,” kata dia. Namun penyedia konten multimedia dianggap masih bebas berekspansi di Indonesia tanpa harus mematuhi aturan baku industri TV.  Akibatnya, Neil menilai kompetisi kerap menjadi tidak adil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button