Market

Asuransi Encer di Masa Pandemi, MDRT Indonesia Bakal Capai 3 Ribu Anggota di 2023

Peningkatan kinerja industri asuransi jiwa semakin liquid alias encer di masa pandemi. Tak berlebihan, untuk tahun 2023, Million Dollar Round Table atau MDRT Indonesia ditargetkan mencapai 3 ribu anggota.

Dedy Setio, Country Chair MDRT Indonesia mengharapkan, dengan meningkatnya jumlah agen MDRT di Indonesia, akan semakin banyak agen-agen asuransi bertaraf internasional. Tak pelak, hal ini akan meningkatkan kualitas agen asuransi di Indonesia.

MDRT Indonesia kembali menyelenggarakan MDRT Day Indonesia 2022 seiring situasi Pandemi Covid-19 yang melandai. Perhelatan ini bakal terlaksana dengan dengan konsep Hybrid Event alias Offline dan Online.

Tema yang diangkat tahun ini adalah ‘Together We Rise’, yang akan diselenggarakan pada tanggal 28 Juli 2022. Untuk 2022, MDRT DAY Indonesia pertama kali dilaksanakan secara hybrid setelah masa pandemi.

“Kegiatan ini menghadirkan banyak pembicara nasional maupun internasional yang merupakan pakar dan praktisi yang telah dikurasi secara khusus,” kata Dedy Setio saat jumpa media ‘MDRT Day Indonesia 2022’ di Jakarta, Selasa (28/6/2022).

Jumlah Anggota MDRT Terus Tumbuh

Setiap tahun, lanjut dia, jumlah anggota MDRT di Indonesia terus bertumbuh seiring dengan makin meningkatnya kesadaran para agen asuransi untuk terus meningkatkan kompetensinya sebagai advisor keuangan.

Saat ini jumlah anggota MDRT Indonesia mencapai 2.643 anggota untuk tahun 2022. “Tentu jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah agen asuransi jiwa yang saat ini mencapai lebih dari 600 ribu agen tersertifikasi,” ujarnya.

MDRT Day Indonesia merupakan kegiatan seminar yang inspiratif dan selalu dinantikan oleh agen asuransi jiwa yang ingin berkembang menjadi agen bertaraf Internasional. Seminar yang digelar setiap tahun ini bertujuan untuk terus mendorong profesionalisme agen asuransi melalui peningkatan kompetensi, yang tidak hanya berdampak pada produktivitas tetapi juga yang lebih mendasar adalah kapasitas agen asuransi sebagai financial planner yang handal di sektor asuransi dan dapat bersaing sebagai advisor di pasar keuangan global.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada kuartal pertama 2022, jumlah agen asuransi jiwa atau tenaga pemasar lebih dari 600 ribu orang. Sebanyak 90% lebih dari total tenaga pemasar tersebut berasal dari saluran keagenan. Hal ini menunjukkan bahwa penetrasi asuransi jiwa sangat bertumpu pada agen.

Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu menegaskan, keanggotaan MDRT Indonesia berpeluang meningkat. Sebab, asosiasi akan terus mendorong pertumbuhan anggota MDRT Indonesia untuk sejalan dengan pertumbuhan jumlah agen asuransi jiwa secara keseluruhan.

Dengan adanya MDRT, diharapkan profesi agen semakin dikenal oleh masyarakat luas. Saat ini, semakin banyak orang menekuni profesi sebagai Agen Asuransi Jiwa, tidak terkecuali anak muda atau kalangan milenial.

“Agen asuransi jiwa sudah mulai dicari oleh masyarakat sebagai pendamping dalam memberikan edukasi tentang perencanaan keuangan keluarga serta dilirik sebagai peluang karir yang menjanjikan,” papar dia.

AAJI Wanti-wanti Tenaga Pemasar

AAJI mengingatkan seluruh tenaga pemasar untuk tidak melakukan pembajakan agen alias poaching, twisting, mis-selling dan praktik-praktik penjualan yang melanggar etika. “Rekrutlah tenaga-tenaga pemasar baru dari luar industri agar profesi ini semakin dikenal luas,” ujar Togar.

Lebih jauh ia menjelaskan, pada kuartal I-2022 angka-angka perasuransian menunjukkan penurunan dan peningkatan. “Yang ingin kami tekankan adalah jumlah pertambahan polis hingga 3 juta orang. Saya surprise karena karena biasanya, pertumbuhan pemegang polis tidak mencapai angka segitu dalam setahun untuk polis individu,” papar dia.

Menariknya, lanjut Togar, mereka berasal dari middle-low income. Menurut dia, ini mungkin karena COVID-19 yang bukan hanya telah merengut teman, tetangga tapi juga saudara dan keluarga. “Asuransi jiwa bukan untuk memperkaya diri tapi untuk proteksi diri. Berharaplah Anda tidak menggunakannya. Jika baru beli dan Anda gunakan, berarti Anda ‘keguguran’,” timpal Togar.

Akan tetapi, dari sisi jumlah pemasar khususnya agensi asuransi mengalami penurunan menjadi 580 ribu dari 600-an ribu. “Kita berharap itu bukan karena COVID-19 tapi karena resign,” ucapnya.

Namun demikian, AAJI optimistis akan semakin banyak jumlah agen asuransi jiwa di Indonesia. Ini akan mendongkrak tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi sebagai perlindungan jangka panjang.

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal I-2022

Terbukti berdasarkan Laporan Kinerja Industri Asuransi Jiwa pada kuartal I-2022, total keseluruhan polis meningkat 17,4% sebesar 20,87 juta polis. Sementara, jumlah tertanggung bertambah lebih dari 11 juta orang atau tumbuh sebesar 18,1%.

Hasil tersebut menjadikan industri asuransi jiwa secara keseluruhan memberikan perlindungan kepada 75,45 juta orang dengan total uang pertanggungan Rp4.245,01 triliun.

AAJI juga mencatat pendapatan premi sebesar Rp48,99 triliun. Secara lebih rinci, pendapatan premi reguler (weighted) mendominasi 91,6% total pendapatan premi yang menunjukan shifting preferensi unsur proteksi dari produk asuransi jiwa.

Tak hanya itu, pendapatan premi pada lini bisnis asuransi jiwa syariah menunjukkan tren peningkatan. Pendapatan premi unit usaha syariah tumbuh 18,2% yang menunjukkan peningkatan minat masyarakat untuk memiliki asuransi syariah yang mengedepankan prinsip tolong menolong dan saling melindungi antar nasabah.

Togar menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya fungsi proteksi yang diberikan oleh industri asuransi jiwa yang terlihat dari perolehan premi regular yang mendominasi total pendapatan premi dan adanya peningkatan jumlah tertanggung.

“Dominasi pendapatan premi regular dan peningkatan jumlah tertanggung mengindikasikan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia khususnya dari middle dan low income  yang menyadari pentingnya asuransi jiwa sebagai proteksi. Kami optimis sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional, daya beli masyarakat juga dapat kembali pulih, sehingga Industri dapat memberikan manfaat perlindungan yang lebih optimal kepada masyarakat Indonesia,” jelas Togar.

Oleh karenanya, kata Togar, perusahaan asuransi jiwa perlu memberikan dukungan penuh bagi perkembangan agen asuransi jiwa di tanah air, melalui peningkatan kapasitas maupun pemberian apresiasi yang setinggi-tingginya sebagai upaya untuk terus memotivasi kinerja yang lebih baik lagi.

Dengan meningkatnya kualitas agen asuransi, nasabahpun akan mendapatkan pelayanan yang sangat profesional sesuai code of ethics MDRT.

“Jadi tantangan kami adalah meningkatkan jumlah anggota MDRT dan menularkan spirit MDRT agar semakin banyak agen-agen asuransi yang berpredikat MDRT sehingga nasabah dapat terlayani dengan baik,” jelas Dedy.

Adapun untuk menjadi anggota MDRT, seorang agen asuransi perlu mengantongi target premi tahun pertama sebesar Rp523.933.800. Sementara itu, untuk masuk ke dalam kualifikasi yang lebih tinggi, yakni Court of The Table (COT) dan Top of The Table (TOT), seorang agen harus mengumpulkan premi masing-masing sebesar  Rp1.571.801.400  (3 x MDRT) dan Rp. 3.143.602.800 (6x MDRT) per tahun.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button