Market

Atasi Kenaikan Harga dengan BLT, Ekonom Sebut Solusi Bertahan 3 Bulan

Peneliti INDEF, Eisha M Rachbini menilai, program bantuan sosial untuk menanggulangi dampak kenaikan harga, sifatnya hanya sementara. Ingat, kemampuan APBN sangat terbatas.

Selanjutnya, Eisha kepada Inilah.com, Rabu (6/4/2022), mencontohkan program bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng senilai Rp300 ribu untuk tiga bulan. Bantuan ini dialokasikan untuk 20,5 juta keluarga miskin ditambah 2,5 juta pedagang gorengan kaki lima.

“Program BLT minyak goreng merupakan respons atas kenaikan harga minyak goreng yang kita tahu, sudah ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, tetapi tidak bisa menyelesaikan masalah kenaikan harga minyak goreng,” paparnya.

Harus diakui, lanjut Eisha, program BLT minyak goreng punya tujuan mulia. Meringankan beban masyarakat dalam mendapatkan minyak goreng yang aturan HET (Harga Eceran Tertinggi) dicabut.

“Kebijakan-kebijakan terkait pengendalian harga minyak goreng, memang belum efektif menurunkan harga. Terlebih bulan ini masuk puasa disusul Lebaran, sehingga permintaan dipastikan meningkat. Dampaknya harga meningkat dan barang langka,” ungkapnya.

Namun, lanjut Eisha, efek BLT minyak goreng hanya sementara. Paling tidak bertahanya cuman 3 bulan, yakni April-Juni. “Apakah ada jaminan jika setelah Juni, harga minyak goreng jadi stabil? Jika tidak ada perbaikan dari sisi produksi dan distribusi, kelangkaan dan mahalnya harga bakal tetap ada,” tandasnya.

Artinya apa? Program BLT minyak goreng hanya akan memberikan dampak selama 3 bulan saja. “Di mana, permintaan tetap tinggi, namun di sisi hulu dan hilir masih belum terselesaikan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut kenaikan harga barang menjadi ancaman serius bagi perekonomian nasional. Rakyat menjadi sangat terbebani lantarai mahalnya harga pangan dan energi dampak dari Perang Rusia-Ukraina.

Untuk itu, kata Sri Mulyani, pemerintah meningkatkan porsi bantuan pengaman sosial. Sejumlah program Bantuan langsung Tunai (BLT) ditetapkan dengan cepat demi menopang daya beli masyarakat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button