Hangout

Atasi Masalah Anemia pada Pasien Cuci Darah

Anemia menjadi problematika bagi pasien cuci darah. Untuk mengatasi masalah tersebut, terapi yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan Ertythropoiesis Stimulating Agent (ESA). Hal tersebut bisa dilakukan dengan syarat yang harus dipenuhi para pasien sebelum melaksanakan hemodialisis atau cuci darah.

Pasien cuci darah juga bisa memilih alternatif lain dengan melakukan tranfusi darah. Pasein cuci darah tidak bisa sembarangan memilih terapi agar kondisi anemia di dalam diri tidak semakin buruk.

Menurut Tony Richard Samosir, Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), para pasien cuci darah atau keluarga dan kerabat dekat yang mendampingin harus memahami terapi yang terbaik untuk para pasien.

“Dengan harapan terapi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien untuk tetap produktif,” kata Tony Richard Samosir di acara temu media virtual bertema “Managemen Anemia: Mengurangi Tingkat Transfusi Darah” yang diselenggarakan oleh PT. Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) bersama para Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), Jakarta, Senin (03/04/2023).

Dr. Afiatin dr. SpPD-KGH., FINASIM mengatakan pada Pasien Ginjal Kronik (PGK) yang mengalami anemia harus diterapi dengan baik, dimana pemberian terapi Ertythropoiesis Stimulating Agent (ESA) merupakan terapi utama.

“Terapi ESA dapat diberikan kepada pasien dengan HB

Pemberian ESA tetap merupakan pilihan terbaik untuk terapi anemia pada PGK yang harus dilakukan secara rutin.

Dengan melakukan terapi ESA tubuh dapat meningkatkan Hb yang berkelanjutan, sehingga menghasilkan sel darah merah yang dapat berfungsi secara normal dan dapat mempertahankan target Hb yang lebih tinggi sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien.

“Sedangkan transfusi darah memiliki banyak risiko apabila dilakukan kepada pasien cuci darah, seperti kelebihan besi, kelebihan cairan, risiko infeksi hepatitis B, C dan HIV, dan risiko lainnya. Untuk itu disarankan sebisa mungkin hindari transfusi darah untuk mengurangi risiko efek samping,” tambahnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button