Hangout

Aurelie Moeremans Alami Tumor Colli, Jangan Sepelekan Penyakit Ini

Aktris Aurelie Moeremans berterus terang mengenai kondisi kesehatan yang membuatnya belum bisa kembali membintangi proyek apa pun saat ini. Ia mengaku mengalami pembengkakan di leher atau tumor colli. Bagaimana gejala penyakit ini dan apakah bisa berbahaya?

Aurelie terakhir kali membintangi film Baby Blues pada 2022. Ia juga membintangi serial web Kitab Kencan dan Mantan tapi Menikah yang tayang di awal 2023. Si cantik kelahiran Brussel, Belgia, 29 tahun lalu itu kini terpaksa menghentikan banyak kegiatannya karena penyakit yang dialaminya.

Awalnya Aurelie tidak ingin membagikan kondisi kesehatannya kepada publik. Namun, ia akhirnya blak-blakan karena kondisi tersebut sudah berlangsung tiga bulan dan banyak yang menyadari perubahan dari dirinya. “Padahal sudah coba tutupin, edit endorse pics aku, tapi mata kalian jeli,” tulis Aurelie memulai ceritanya lewat unggahan di Instagram, Jumat (17/3/2023).

Ia menambahkan ceritanya, Desember tahun lalu selesai syuting untuk serial web. Begitu dapat libur, ia memeriksakan diri ke rumah sakit untuk tes USG setelah ditemukan benjolan di leher. “Dan ternyata hasilnya: Tumor Colli,” ujar Aurelie.

Berdasarkan pemeriksaan, benjolan di leher itu muncul karena infeksi dan tidak terlalu menyeramkan. Ada dokter yang curiga itu muncul karena ia memiliki Temporomandibular Joint (TMJ). “Dan aku kalo tidur suka gremet-gremet gitu giginya kalo stress,” jelasnya. Benjolan itu bukan tumor ganas dan dokter kemudian merekomendasikannya suntik botulinum toxin atau botox untuk pemulihan.

Awalnya Aurelie mengaku ragu, namun akhirnya ia mengikuti saran dokter. Akan tetapi, suntikan tersebut tak langsung membuatnya 100 persen baik. Ia mengaku bagian bawah wajahnya seakan lumpuh. “Dua minggu setelah suntik, di awal Januari 2023, bagian bawahnya wajah seakan lumpuh dong!! Enggak bisa buka lebar-lebar, stuck! Nggak bisa senyum sama sekali,” ucapnya.

Kondisi Aurelie, setelah sekitar tiga bulan, sudah dalam kondisi lebih baik tapi belum bisa berekspresi. Hal itu juga yang kemudian membuatnya belum mengambil proyek akting lagi. “Sudah 3 bulan aku enggak pede mulu ketemu orang, apalagi orang baru karena kalau aku mau senyum malah jadi kayak orang ngejek, kayak orang enggak tulus, sumpah,” jelasnya.

Aurelie Moeremans Tumor Colli

Apa sebenarnya penyakit ini?

Istilah tumor colli biasa digunakan untuk semua keadaan yang menyebabkan munculnya pembesaran di leher. Benjolan yang tumbuh di leher bisa berukuran kecil dan tidak terlihat, bisa juga sangat besar dan terlihat jelas. Kita tidak boleh menyepelekan kondisi ini.

Ada beberapa kelompok penyakit yang dapat menyebabkan munculnya benjolan pada leher atau tumor colli. Benjolan pada leher bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini bisa menyerang organ selain paru-paru, termasuk kelenjar getah bening leher. Keadaan ini disebut dengan TBC kelenjar.

Tumor colli bisa juga berupa penumpukan nanah yang berasal dari infeksi bakteri di tempat lain, seperti amandel (tonsilitis) dan infeksi tenggorokan (faringitis) yang bisa memicu abses (penumpukan nanah). Jika sampai menimbulkan kondisi seperti ini, infeksi biasanya sudah berlangsung lama tanpa diobati.

Sebab lain dari tumor colli yang berada pada bagian depan leher biasanya berasal dari kelenjar tiroid. Salah satu penyebab yang umum adalah gondok. Pada penyakit ini, kelenjar gondok mengalami pembesaran dan biasanya disertai dengan kadar hormon tiroid yang tidak normal, bisa rendah (hipotiroidisme) maupun tinggi (hipertiroidisme). Selain gondok, penyakit tiroid lainnya yang dapat memicu tumor colli bisa berupa nodul tiroid dan kanker tiroid.

Beberapa jenis kanker, mengutip Alodokter, juga bisa menimbulkan gejala benjolan pada leher seperti limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin. Kedua kanker ini menyerang kelenjar getah bening dan bisa menyebabkan benjolan di leher yang biasanya tidak nyeri. Selain limfoma, kanker lain yang bisa menyebabkan tumor colli antara lain leukemia, melanoma, dan kanker kulit yang terjadi di bagian leher.

Ada pula tumor colli yang disebabkan oleh kondisi yang sudah ada sejak lahir, misalnya fibromatosis colli dan tortikolis. Fibromatosis colli merupakan benjolan pada otot leher bayi. Tumor ini tidak diketahui penyebabnya, namun diduga terjadi karena cedera saat proses kelahiran. Bila tidak diobati, fibromatosis colli dapat memicu tortikolis.

Bisa juga akibat kista branchialis yang merupakan kelainan fisik yang disebabkan oleh gangguan saat perkembangan janin. Kelainan ini menyebabkan munculnya benjolan berisi air pada leher anak. Kista branchialis sebenarnya tidak berbahaya. Namun, bila terjadi infeksi, kista ini harus segera ditangani.

Penyebab lain yang dapat memicu tumor colli atau benjolan leher adalah lipoma, cedera, reaksi alergi obat-obatan maupun makanan, serta adanya batu kelenjar ludah (sialolithiasis).

Gejala khas

Tumor colli ditandai oleh sejumlah ciri dan gejala khas, tentunya berdasarkan titik di mana tumor tersebut tumbuh. Anda patut curiga dan waspada apabila mengalami keadaan, seperti muncul benjolan keras (namun tidak nyeri saat ditekan) pada area sekitar leher. Cek pula warna kulit pada area benjolan biasanya berwarna kemerahan.

Gejala lainnya adalah kepala terasa sakit dan pusing, mual bisa disertai muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, sulit menelan, dan penurunan berat badan yang cukup drastis. Seringkali juga dibarengi dengan gagal napas.

Sama seperti jenis tumor lainnya, penyebab tumor colli adalah tumbuh dan berkembangnya sel-sel abnormal di dalam tubuh. Tetapi belum dapat diketahui secara pasti apa yang menjadi pemicu dari perkembangan sel-sel abnormal tersebut. Para ahli menduga hal ini berkaitan dengan sejumlah faktor risiko, seperti keturunan (genetik), kalsinogenik, paparan radiasi, infeksi virus, gangguan autoimun atau cedera leher.

Jika keluarga tidak memiliki riwayat tumor colli, maka cara mencegahnya adalah dengan menghindari faktor-faktor pemicunya, seperti menghindari makan makanan yang mengandung bahan pengawet terlalu sering, konsumsi makanan bergizi, hindari paparan radiasi serta berolahraga teratur dan stirahat yang cukup.

Jika menyadari adanya benjolan pada leher, apalagi disertai dengan keluhan-keluhan lain, harus segera memeriksakan diri ke dokter. Untuk mendapatkan diagnosis yang pasti, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti pemeriksaan darah lengkap dan ultrasonografi (USG) leher.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button