Hangout

Australia dan Selandia Baru Kirim Pesawat Pantau Dampak Erupsi Tonga

Australia dan Selandia Baru mengirimkan pesawat pemantau untuk menilai kerusakan akibat tsunami di Tonga, Samudera Pasifik.

Pesawat-pesawat tersebut akan menilai situasi di pulau-pulau terluar Tonga, yang jalur komunikasinya mati total.

Gunung berapi bawah laut di perairan Tonga meletus pada Sabtu (15/1/2022) hingga memicu tsunami dan menyebabkan negara kepulauan di Pasifik itu terselimut abu vulkanik.

Menteri Australia urusan Pasifik Zed Seselja mengatakan tak ada korban massal akibat erupsi dan tsunami. Namun kepolisian Australia yang telah mendatangi pantai-pantai melaporkan adanya kerusakan dan “rumah-rumah terlempar”.

“Kami mengetahui ada beberapa kerusakan yang signifikan, dan mengetahui ada kerusakan di resor-resor,” kata dia dalam wawancara dengan stasiun radio Australia.

Wakil kepala misi Tonga di Australia Curtis Tu’ihalangingie meminta publik bersabar sementara pemerintah Tonga memutuskan untuk memprioritaskan bantuan.

Tonga mengkhawatirkan risiko penyebaran COVID-19 lewat pengiriman bantuan ke pulau yang bebas virus corona itu.”Kami tidak ingin membawa gelombang lain, sebuah tsunami COVID-19,” kata dia kepada Reuters lewat telepon.

Dia menambahkan para diplomat Tonga juga khawatir dengan upaya pengumpulan dana swasta. Dia mendesak publik untuk menunggu sampai dana bantuan bencana diumumkan.

Bantuan apa pun ke Tonga akan melalui proses karantina, dan kemungkinan tak seorang pun personel asing yang diizinkan untuk keluar dari pesawat, kata dia.

Erupsi gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai menyebabkan tsunami di pesisir Tonga dan memutus jalur telepon serta internet di seluruh pulau itu.

Komunikasi internasional telah terdampak parah karena kerusakan kabel bawah laut, yang pemulihannya bisa memakan waktu lebih dari seminggu.

“Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa abu tersebut meracuni dan buruk bagi mereka jika menghirupnya dan mereka harus memakai masker,” kata Tu’ihalangingie.

Resor pantai Ha’atafu di semenanjung Hihifo, 21 km arah barat dari ibu kota Tonga, Nuku’alofa, hancur total tersapu gelombang, kata pemiliknya di Facebook.

Keluarga pengelola resor itu telah menyelamatkan diri dari tsunami dengan berlari melintasi semak-semak.”Seluruh pantai barat hancur total bersama kampung Kanukupolu,” kata resor tersebut.

Angela Glover, seorang warga Inggris, hilang setelah tersapu ombak ketika dia dan suaminya, James, pemilik Happy Sailor Tattoo di Nuku’alofa, pergi mencari anjing-anjing mereka.

Sang suami berhasil berpegangan pada sebatang pohon, namun istrinya –pengelola rumah penampungan anjing– beserta anjing-anjing mereka terseret ombak, stasiun TV resmi Selandia Baru TVNZ melaporkan.

Palang Merah mengatakan pihaknya sedang memobilisasi jaringan untuk merespons “erupsi vulkanik terburuk” di Pasifik dalam beberapa dekade.

Katie Greenwood, kepala delegasi Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, mengatakan kepada Reuters bahwa sekitar 80.000 orang telah terdampak oleh tsunami itu.

Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai secara berkala mengalami erupsi dalam beberapa dekade terakhir. Namun, dampak erupsi pada Sabtu sampai ke Fiji, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Jepang.

Dua orang tenggelam di sebuah pantai di Peru utara akibat gelombang tinggi tsunami tersebut.

Lebih dari sehari setelah erupsi, negara-negara yang jaraknya ribuan kilometer ke arah barat melaporkan adanya awan abu di atas mereka, kata situs peramal cuaca WeatherWatch.

Data awal menunjukkan erupsi tersebut adalah yang terbesar sejak letusan Gunung Pinatubo di Filipina 30 tahun lalu, kata pakar vulkanologi di Selandia Baru Shane Cronin kepada Radio New Zealand.

“Ini adalah erupsi yang bisa terlihat dari ruang angkasa,” kata dia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ivan Setyadhi

Dreamer, Chelsea Garis Biru, Nakama, Family Man, Bismillah Untuk Semuanya, Alhamdulillah Atas Segalanya
Back to top button