Denmark mengembangkan drone yang dilengkapi teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan memantau kebakaran hutan.
Dikembangkan oleh sebuah start-up bernama Robotto, drone ini dirancang untuk melacak dan memantau kebakaran hutan secara real-time.
CEO Robotto Kenneth Richard Geipel mengatakan, drone buatannya memungkinkan para petugas pemadam kebakaran mendapatkan gambaran situasi lapangan hampir seketika, dan menghindari penggunaan peta kebakaran yang diperoleh beberapa jam atau hari sebelumnya.
“Dengan teknologi kami, mereka bisa mendapatkan gambaran sekilas tentang lokasi kebakaran, seberapa besar kebakarannya, di mana kebakaran paling besar, dan kemudian mengalokasikan sumber dayanya,” papar Geipel.
Teknologi ini diciptakan pada tahun 2018, ketika para pendiri perusahaan rintisan tersebut menyaksikan kebakaran yang memecahkan rekor di Yunani, Swedia, dan California AS.
Drone itu bisa lepas landas dan terbang secara mandiri. Kamera-kamera termal yang terpasang akan menggirim data ke unit pemrosesan kecerdasan buatan.
“Kami melatih drone kami untuk mengidentifikasi asap atau api, namun kami juga mencari tanda-tanda panas. Jadi, dengan menggabungkannya, kita bisa yakin bahwa apa yang terdeteksi benar-benar api,” ujar Geipel.
Drone yang dikembangkan Robotto bersama Universitas Aalborg ini ternyata juga bisa digunakan untuk melindung satwa-satwa liar. Menjelang akhir 2023, drone ini akan digunakan untuk mengenali dan memantau koala yang rentan di Australia dan mencegah perburuan liar di Uganda.
Organisasi lingkungan World Wildlife Fund (WWF) tengah menguji coba drone ini untuk mendeteksi dan melacak kawanan gajah yang berkeliaran dan mencegah konflik manusia-satwa liar.
“Di Thailand, kami melakukan mitigasi konflik manusia-satwa liar di mana kami melihat konflik antara gajah hutan dan petani yang tinggal di sekitarnya. Kondisi ini sangat parah sehingga 54 persen penduduk Thailand mendukung pemusnahan gajah yang ada di sana. Tindakan yang seharusnya bisa dihindari,” kata Geipel.
Drone rancangan Robotto itu juga sudah berada di tangan unit pemadam kebakaran hutan elit Catalonia, Spanyol, yang membantu menguji teknologi tersebut.
Geipel berharap apa yang diproduksi perusahaannya bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi kebakaran hutan di berbagai penjuru dunia.
Meski demikian, Robotto kemungkinan akan menghadapi masalah mengingat Uni Eropa melarang penerbangan drone di luar garis pandang visual –sesuatu yang mustahil saat kebakaran terjadi. [VOA]
Beri Komentar (menggunakan Facebook)