Avtur Mahal, Harga Tiket ‘Dipaksa’ Murah, Bisnis Tekor Maskapai Penerbangan


Tak sedang bercanda, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia kekurangan 200 unit pesawat terbang untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.

Bukannya tak tahu informasi tersebut, maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia, justru enggan menambah armada. Lho kok bisa?  

“Maskapai enggan menambah kapasitas karena saat ini biaya sedang tinggi-tingginya. Harga avtur semakin mahal sementara tarif tidak boleh naik,” papar pengamat penerbangan, Gerry Soejatman, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Terkait penetapan tarif, kata Gerry, maskapai penerbangan harus mengacu kepada tarif batas atas (TBA) yang dinilai murah alias tidak pro bisnis. Akibatnya ya itu tadi, maskapai enggan menambah armada pesawatnya. Meski jumlah penumpangnya tumbuh tinggi.

“Karena tarif batas atas (TBA) tidak naik atau kurang memadai, maka maskapai mau menambah pesawat menjadi susah,” ungkapnya.

Gerry menjelaskan, armada pesawat terbang yang beroperasi saat ini, masih di bawah angka pra-pandemi COVID-19. Di sisi lain terjadi kenaikan permintaan yang mengikuti pertumbuhan GDP sejak pra-pandemi COVID-19.

Saat ini, menurut Gerry, bisnis aviasi boleh dibilang tidak menjanjikan cuan besar. Karena, biaya bahan bakar bakar (avtur) melonjak 140 persen sejak 2016. Alhasil, total biaya penerbangan naik 70 persen. Sedangkan TBA justru turun 5 persen ketimbang 2016.

“Maskapai benar-benar kegencet dan maskapai kesulitan mendapatkan uang dari keuntungan untuk mereaktivasi armada mereka atau mencari penambahan pesawat dari pasar sewa pesawat,” jelasnya.

Sebelumnya, Menko Luhut menyebut Indonesia kekurangan ratusan pesawat terbang, karena permintaan yang meningkat. “Kekurangan pesawat terbang ini merupakan siklus bisnis. Saat ini, permintaan pesawat meningkat,” kata Luhut

Masih kata Luhut, kekurangan armada pesawat ini diperparah dengan fakta bahwa Boeing 737 MAX belum tersertifikasi. Hal ini berdampak kepada antrian panjang sejumlah negara yang tertarik untuk menambah armada pesawat.

Sedangkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merincikan, Indonesia saat ini, kekurangan lebih dari 200 pesawat.

“Apa yang disampaikan Pak Luhut bahwa kita kekurangan paling tidak 200 pesawat untuk memenuhi coverage di sejumlah titik di Indonesia, itu lebih baik,” kata Budi Karya.