Market

Awas Indonesia Krisis Utang Dampak Suku Bunga AS

awas-indonesia-krisis-utang-dampak-suku-bunga-as

Bank sentral negara maju, ramai-ramai mengerek suku bunga acuan yang berdampak kepada pelemahan nilai tukar (kurs). Kondisi ini, meningkatkan potensi krisis utang negara berkembang.

Staf Ahli bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Made Arya Wijaya membeberkan, bank sentral AS, The Fed, terus mengerek naik suku bunga acuan. Sebagai upaya mengerem laju inflasi. Dalam 7 bulan hingga November 2022, kenaikan suku bunga di AS mencapai 375 basis poin.

“Tingginya suku bunga meningkatkan volatilitas pasar keuangan global, terjadinya capital outflow pada negara-negara emerging market termasuk Indonesia, yang berdampak terhadap terjadinya pelemahan nilai tukar, dan melonjaknya biaya utang,” papar Made, Jakarta, Senin (12/12/2022).

Langkah The Fed, kata dia, diikuti sejumlah bank sentral negara maju, semisal Jerman, Inggris, dan Italia, Kebetulan, angka inflasi di ketiga negara ini, mencatatkan rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Dan, dampak dari membengkaknya biaya utang akibnat pelemahan nilai tukar, bakal dirasakan.  “Kenaikan biaya utang berpotensi menyebabkan terjadinya krisis utang global,” kata Made.

Pasalnya, lanjut Made, banyak negara memiliki rasio utang yang sangat tinggi, akibat pemberian stimulus fiskal yang dilakukan oleh banyak negara selama pandemi Covid-19. Laju inflasi global yang tinggi tersebut, pada akhirnya akan mendorong menurunnya tingkat permintaan dan menyebabkan stagflasi.

“Hal ini jelas merupakan kombinasi yang sangat berbahaya sehingga perlu melakukan kombinasi kebijakan dengan hati-hati,” tegasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button