Azerbaijan Bergabung Jadi Anggota Baru D-8


Azerbaijan mengumumkan bergabung dengan Organisasi Delapan Negara Berkembang atau Developing Eight (D-8).

Dalam sebuah pernyataan, Kamis (19/12/2024), Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengatakan Azerbaijan ‘dipilih dengan suara bulat’ sebagai anggota pada pertemuan puncak ke-11 kelompok ekonomi tersebut yang berlangsung di Kairo, Mesir.

Pernyataan itu menekankan bahwa, untuk pertama kalinya sejak didirikan, D-8 telah berkembang dengan menerima anggota baru.

Sambil menyebut organisasi D-8 sebagai ‘Delapan Negara Islam’, pernyataan Kemlu Azerbaijan juga menyoroti potensi ekonomi blok tersebut, yang berpenduduk ’60 persen Muslim dunia’.

Kemlu Azerbaijan mengatakan keanggotaan mereka di D-8 adalah ‘contoh nyata’ pengaruh dan kepercayaan internasional yang semakin meningkat pada negara tersebut.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa Azerbaijan akan’memainkan peran penting dalam melindungi prinsip-prinsip dasar D-8 dan memperdalam kerja sama dalam organisasi tersebut’.

Kemlu Azerbaijan menekankan pentingnya ‘keamanan, stabilitas, kemakmuran, dan kerja sama yang saling menguntungkan’ di kawasan tersebut, serta peningkatan hubungan ‘ekonomi dan perdagangan, transportasi, komunikasi, dan sejumlah bidang penting lainnya’.

Pernyataan tersebut menggarisbawahi peran Azerbaijan sebagai ‘jembatan antara Timur dan Barat’ dan sebagai pusat budaya, agama dan peradaban di dunia Islam.

Seiring dengan itu, lanjut Kemlu Azerbaijan, keanggotaan mereka akan memberikan kontribusi signifikan untuk ‘memperkuat solidaritas Islam, memperkuat nilai-nilai Islam’ di seluruh dunia serta ‘memerangi Islamofobia’.

D-8 didirikan pada 15 Juni 1997 di Istanbul, dan memiliki sekretariat organisasi yang berpusat di ibu kota Turki itu.

Selain Azerbaijan, anggotanya D-8 meliputi Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Turki, dan Indonesia.

Semua negara anggota D-8 juga merupakan bagian dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Total populasi negara-negara D-8 adalah sekitar 1,2 miliar, sementara total volume perdagangan luar negeri sebesar US$2,3 triliun (sekitar Rp37,4 triliun), yang mencakup sekitar lima persen dari perdagangan global.