Bakhodir Jalolov, Raksasa Bersepatu Robek yang Siap Merajai Kelas Berat


Potensi Jalolov semakin besar setelah ia bergabung dengan Bob Arum, promotor legendaris yang pernah menangani nama-nama besar seperti Muhammad Ali, Manny Pacquiao, dan Tyson Fury. Arum melihat Jalolov sebagai bintang masa depan divisi kelas berat. “Bakhodir adalah paket lengkap—kekuatan, teknik, dan mentalitas juara. Saya yakin dia bisa mendominasi divisi ini,” ujar Arum dalam sebuah wawancara.

Di tengah gemuruh penonton ring tinju Olimpiade Paris 2024, Bakhodir Jalolov berdiri tegak di sudut ring. Peluh bercucuran di wajah dan tubuhnya di ronde ketiga itu. Ronde terakhir, yang akan menjadi penentu. Lalu, pada ronde itu, dengan pukulan kidalnya yang menghantam seperti palu godam, Jalolo menjatuhkan lawannya tanpa ampun.

Sebelumnya, di final Olimpiade Tokyo 2020, ia juga menaklukan Richard Torrez Jr., petinju muda berbakat dari Amerika Serikat. Dengan gaya bertarung agresif, Torrez mencoba meruntuhkan dominasi Jalolov. Tetapi pengalaman dan kekuatan “raksasa Uzbekistan” itu bicara lain. Jalolov keluar sebagai pemenang mutlak, membawa pulang medali emas, sekaligus kebanggaan negaranya.

Anak Bersepatu Robek

Lahir pada 8 Juli 1994, di Sariosiyo, Uzbekistan, Bakhodir Isomiddin oʻgʻli Jalolov tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya, seorang mantan pegulat, melihat potensi besar dalam diri putranya sejak kecil. Namun, cita-cita Jalolov kecil bukanlah bertinju, melainkan menjadi selebritas sepak bola. “Ayah saya membawa saya ke sekolah olahraga, tetapi akhirnya mendorong saya masuk ke dunia tinju,” kata Jalolov, mengenang. Diawali dengan enggan, Jalolov pun mulai berlatih tinju di usia 11 tahun.

Namun, awal kariernya jauh dari gemilang. Dengan sepatu tinju yang robek dan fasilitas minim, ia dituntut berlatih keras. “Saya tidak pernah melupakan sepatu pertama saya. Itu mengajarkan saya, tidak ada alasan untuk menyerah,” ujarnya dalam sebuah wawancara. Keteguhan hati ini membawa Jalolov menjadi juara nasional Uzbekistan di usia 20 tahun.

Karier amatir Jalolov adalah perjalanan panjang penuh prestasi. Ia pertama kali mencuri perhatian di Kejuaraan Dunia AIBA (kini IBA) 2015 di Doha, di mana ia meraih medali perunggu. Meski kalah di semifinal, pengalaman itu membentuk fondasi penting untuk masa depannya.

Di Asian Amateur Boxing Championships 2017, Jalolov menunjukkan dominasi absolut. Apaagi, tubuh Jalolov pun menjukang tinggi: 201 cm!  Ia mengalahkan lawan-lawannya, termasuk rival beratnya, Kamshybek Kunkabayev dari Kazakhstan, di final. Pertemuan dengan Kunkabayev menjadi salah satu rivalitas terbesar dalam dunia tinju amatir, yang terus berlangsung hingga beberapa tahun berikutnya.

Olimpiade Tokyo 2020 menjadi salah satu puncak karier amatirnya. Jalolov melangkah mulus ke final setelah mengalahkan lawan-lawannya, termasuk Frazer Clarke dari Inggris. Di final, ia menghadapi Richard Torrez Jr., dan dengan teknik yang superior, Jalolov merebut emas pertamanya. Ia mengulang prestasi serupa di Paris 2024, mengukuhkan dirinya sebagai legenda tinju amatir.

Karier Profesional: KO demi KO

Setelah pensiun dari amatir, Jalolov memulai debut profesionalnya pada Mei 2018 melawan Hugo Trujillo, yang ia kalahkan dengan KO di ronde ketiga. Sejak itu, ia tak pernah berhenti mencetak kemenangan spektakuler. Jalolov mencatat rekor sempurna dengan 14 kemenangan, semuanya diraih dengan KO. 100 persen!

Potensinya semakin besar setelah ia bergabung dengan Bob Arum, promotor legendaris yang juga pernah menangani nama-nama besar seperti Muhammad Ali, Manny Pacquiao, dan Tyson Fury. Arum melihat Jalolov sebagai bintang masa depan divisi kelas berat. “Bakhodir adalah paket lengkap—kekuatan, teknik, dan mentalitas juara. Saya yakin dia bisa mendominasi divisi ini,” ujar Arum dalam sebuah wawancara.

Dengan dukungan dari Top Rank, perusahaan promosi milik Bob Arum, karier Jalolov diyakini akan melesat. Kompetisi tinju profesional Amerika Serikat dan dunia kini menjadi panggung barunya untuk membuktikan bahwa ia tidak hanya juara di atas kertas, tetapi juga raja sejati di ring.

Keimanan dan Dedikasi

Sebagai seorang Muslim, Jalolov selalu menekankan pentingnya keimanan dalam kehidupannya. Ia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, meskipun prestasinya menggunung. “Saya percaya, setiap kemenangan adalah hasil kerja keras yang diberkahi Allah,” katanya.

Di luar ring, Jalolov adalah sosok yang menginspirasi. Ia sering kembali ke kampung halamannya untuk berbagi kisah perjuangan dengan anak-anak muda. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial, membantu keluarga-keluarga kurang mampu di Uzbekistan.

Keberhasilan Jalolov telah menempatkan Uzbekistan di peta dunia tinju. Negara yang sebelumnya kurang dikenal di kancah internasional ini kini diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan baru dalam olahraga tinju. Jalolov tidak hanya menjadi kebanggaan Uzbekistan, tetapi juga simbol semangat dan kerja keras bangsa.

Salah satu momen paling mengharukan dari karier Jalolov adalah ketika ia meletakkan jerseynya di tengah ring setelah memenangkan emas di Olimpiade Paris 2024. “Ini adalah akhir dari perjalanan amatir saya,” ujarnya di Instagram. Momen itu menjadi penanda transisi dirinya sepenuhnya ke dunia profesional, sekaligus simbol dedikasinya untuk olahraga yang telah membesarkan namanya.

Inspirasi bagi Dunia

Dari sepatu robek hingga puncak dunia, Bakhodir Jalolov adalah bukti nyata bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan. Ia tidak hanya seorang petarung, tetapi juga seorang yang membagi inspirasi. Kisahnya adalah pengingat bahwa kesuksesan adalah hasil dari kerja keras, keyakinan, dan ketekunan.

Dengan dukungan Bob Arum dan Top Rank, Jalolov kini berada di jalur tepat untuk menjadi legenda sejati di dunia tinju. Ia tidak hanya membawa nama besar bagi dirinya sendiri, tetapi juga harapan bagi generasi muda di Uzbekistan dan dunia. Bakhodir Jalolov bukan hanya seorang juara; ia adalah simbol dari keberanian melawan keterbatasan. [the ring/boxingscene/espn]