Ekonom senior sekaligus eks Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro punya pandangan aneh terkait anjloknya jumlah kelas menengah menjadi rentan miskin.
Aneh karena, Bambang Brodjo menyebut pemicunya gara-gara kelas menengah di Indonesia terlalu banyak yang minum dari air galon. Lho kok begitu?
“Judi online itu dampaknya luar biasa dan yang terlibat banyak di kelas menengah, aspiring middle class dan mungkin yang hampir miskin,” kata Bambang, Jakarta, dikutip Sabtu (31/8/2024).
Bambang mengatakan, judi online (judol) amat memengaruhi kondisi perekonomian seseorang karena sifatnya yang sangat adiktif.
Menurut dia, karena itu kegiatan ini sangat menguras kantong masyarakat. “Karena sifatnya adiktif, itu cepat sekali menghabiskan income kita,” kata dia.
Selain judi online, Bambang mengatakan faktor yang jarang disadari pula adalah gaya hidup terutama masyarakat perkotaan yang sangat mengandalkan sumber air minum dari kemasan. Menurut dia hal ini juga sangat berpengaruh terhadap daya beli.
“Yang selama ini juga secara tidak sadar itu sudah menggerus income kita lumayan dengan style kita yang mengandalkan semua kepada air galon, air botol, dan segala macam yang seharusnya kalau di negara maju itu justru kelas menengahnya daya belinya aman karena untuk air pun mereka tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak,” kata dia.
Sebelumnya, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa kelas menengah di Indonesia makin rentan selama 10 tahun terakhir. Hal itu tercermin dari modus pengeluaran penduduk kelas menengah yang cenderung lebih dekat ke batas bawah pengelompokan dan semakin mendekati batas bawahnya.
“Kalau kita lihat dari modus kelas menengah dari batas bawah dan batas atas, memang sebagian besar penduduk kelas menengah cenderung lebih dekat ke batas bawah pengelompokan kelas menengah bawah,” ucap Amalia saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Selain modus pengeluaran, BPS juga mencatat selama lima tahun terakhir jumlah kelas menengah terus turun diiringi oleh jumlah masyarakat rentan miskin yang naik. Pergeseran ini mengindikasikan turunnya banyak kelas menengah ke level ekonomi yang lebih rendah.
“Kami identifikasi masih ada scarring effect dari Pandemi Covid-19 terhadap ketahanan dari kelas menengah,” kata dia.