Market

Banggar DPR: Proses Pemulihan Ekonomi Masuk Jalur Tancap Gas

Tahun ini, perekonomian terasa mulai membaik meski masih ada COVID-19. Paling tidak, proses pemulihan ekonomi berada di jalur cepat.

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Muhidin M Said menilai, pemulihan ekonomi Indonesia berlangsung cepat. Banyak capaian positif yang dikoleksi.

Kata Muhidin, pandemi COVID-19 memicu terjadinya tragedi multi dimensi paling memilukan yang pernah terjadi. Di mana, 144.063 ribu jiwa melayang, 1,62 juta kehilangan pekerjaan, 2,76 juta jiwa menjadi miskin dan hampir setahun perekonomian nasional mengalami resesi.

“Kita mengapresiasi kerja keras Pemerintah, TNI/Polri dan masyarakat, mampu melakukan flattening the curve sejak munculnya gelombang kedua COVID-19 selama kurang lebih tiga bulan. Salah satunya, dengan mempercepat program vaksinasi keseluruh penjuru wilayah,” papar politisi Golkar ini.

Di sisi lain, kata Muhidin, perkembangan program vaksinasi nasional cukup menggembirakan. Sebanyak 110,62 juta atau setara 40,4% penduduk Indonesia telah menerima vaksin dosis kedua secara nasional.

“Capaian ini telah melampaui target yang ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Pemerintah sendiri telah menargetkan vaksinasi lengkap untuk 208,2 juta warga atau setara dengan 75% akan dapat dicapai pada bulan Maret-April tahun 2022,” tuturnya.

Alhasil, kata Muhidin, perekonomian nasional sepanjang 2021, merorehkan sejumlah prestasi. Hal ini melahirkan optimisme tinggi terhadap perjalanan 2022. “Terlihat dari kinerja positif neraca perdagangan hingga pertengahan tahun 2021 ini, mencatatkan prestasi paling tinggi mencapai 4,74 miliar USD,” tuturnya.

Hal yang sama terjadi di Indikator Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur pada Agustus 2021, menyentuh level 43,7. Bahkan diperkirakan indek PMI Manufaktur Indonesia bisa kembali membaik pada posisi 50-an, pada akhir tahun 2021.

Untuk kinerja ekspor Indonesia, lanjutnya, kembali meningkat pada bulan November 2021. Nilai ekspor pada November 2021 sebesar US$ 22,84 miliar atau naik 3,69% (mtm) dan bila dibandingkan dengan November 2020, nilai ekspor naik 49,70% (yoy). Pencapaian ini merupakan prestasi terbaik dalam beberapa tahun terakhir.

Dampaknya, kata Muhidin, triwulan I-2021, pertumbuhan ekonomi masih terkontraski sebesar 0,74%. Pada Triwulan II-2021 pertumbuhan ekonomi nasional mencapai tingkat tertinggi sebesar 7,07%. Pada Triwulan III-2021, kebijakan PPKM darurat telah membuat pertumbuhan ekonomi sedikit terhambat pada kisaran 3,51% (yoy).

“Dengan melihat perkembangan yang ada, kita optimis bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5%-4,5% pada akhir tahun 2021 nanti. Sehingga tahun 2021 menjadi pembuka jalan menuju pemulihan ekonomi yang lebih fundamental pada 2022,” tuturnya.

Membaiknya penerimaan pajak, lanjutnya, memberikan harapan bagi penurunan defisit APBN yang diprediksi masih akan berada pada kisaran 4,5%-5,0%. Sehingga penurunan defisit akan terjadi secara bertahap, hingga kembali berada di bawah 3% pada APBN 2023 nanti.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button