Market

Baru Sepekan Bos BI Bilang Rupiah Bakal Menguat, Hari Ini Justru Babak Belur Rp16.300/US$


Pelan tapi pasti, nilai tukar (kurs) rupiah semakin tak berharga di hadapan mata uang negeri Paman Sam (US$). Penutupan Kamis (25//7/2024), rupiah melemah 35 poin ke level Rp16.250/US$.

Data Bloomberg menyatakan, mata uang Garuda anjlok 0,22 persen dibandingkan penutupan Rabu (24/7/2024) yang menclok di angka Rp16.215/US$.

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi memperkirakan, kurs rupiah pada perdagangan Jumat (26/7/2024) bakal kembali melemah hingga Rp16.300/US$. “Perdagangan besok, rupiah kemungkinan fluktuatif dan ditutup melemah di Rp16.240 hingga Rp16.300 per dolar AS,” kata Ibrahim, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo terlalu ‘pede’ menyebut kurs rupiah bakal bergerak stabil, cenderung menguat.

Banyak faktor yang mendukung keyakinannya itu. Salah satunya adalah peluang besar bank sentra AS (The Fed) menurunkan suku bunga acuan di AS alias Fed Fund Rate (FFR).

“Perkembangan nilai tukar ke depan ada bergerak stabil dan kecenderungan itu akan menguat. Kenapa? Fed Fund Rate lebih maju, US Treasury itu juga kecenderungan akan turun,” kata Perry dalam Konferensi Pers, Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Perry menyatakan hal tersebut juga diperkuat dengan aliran modal masuk atau inflow yang masih positif. Di samping dengan komitmen BI yang akan terus mejaga stabilitas dan fundamental ekonomi RI.

“Inflow masih cukup bagus, dan juga komitmen BI untuk stabilisasi dan fundamental ekonomi khususnya inflasi dan nilai tukar akan tetap baik,” katanya.

Adapun, BI melaporkan nilai tukar rupiah hingga 16 Juli 2024 menguat sebesar 1,21 persen, dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya atau Juni 2024.

Perry mengatakan nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi oleh bauran kebijakan moneter yang ditempuh BI dalam memitigasi dampak rambatan global.

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button