Market

Batam Kekurangan Listrik, KESDM Sarankan Pakai Genset

Ini bukan kabar burung, Batam yang bertetangga dengan Singapura, mengalami krisis listrik. Warganya disarankan hidupkan genset.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Hutajulu mengakui, pasokan listrik di Batam, terus menipis. Bahkan beberapa daerah mengalami pemadaman.

Lalu apa solusinya? Jisman menyebut, pakai saja genset. Bagaimana masyarakat tidak punya? Jelas, masalahnya tidak sesederhana itu.

Kata Jisman, cadangan listrik di PLTU Tanjung Kusam yang berdaya 2×55 megawatt saja, saat ini, terus menipis. “Di Tanjung Kasam (PLTU) keluar, minggu lalu ada 55 (MW) yang membuat reserve margin (cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak) sangat menipis. Pelanggan yang punya genset, dengan bantuan BBM dari PLN Batam. nyalakan gensetnya. Kan sudah enggak sehat,” kata Jisman, dikutip dari Youtube Ditjen Gatrik, Jumat (26/5/2023).

Pengelolaan listrik Batam beda dengan pengelolaan listrik nasional, yang dikelola BUMN PT PLN (Persero). Bisnisnya dikelola anak usaha PLN, PT PLN Batam, yang diberikan otonomi untuk mengelola bisnis listrik di Batam dari hulu sampai hilir.

Jisman menyoroti kinerja PLN Batam. Jelas, kondisi perusahaan setrum pelat merah di situ, menjadi tidak sehat. Lantaran hanya bisa mengeruk margin 3 persen. “Jujur saja, nanti akan kita bicarakan kondisi (PLN) Batam sekarang secara core business tidak sehat karena marginnya hanya 3 persen,” ujarnya.

Dari kasus Batam ini, menurut Jisman, banyak pelajaran yang bisa dipetik, dalam konteks produksi listrik PLN yang mengalami over supply alias kelebihan kapasitas. Kalau disuruh memilih, kondisi over suplly lebih baik ketimbang defisit.

Investasi akan masuk bila sebuah negara memiliki infrastruktur kelistrikan yang mumpuni. Kalau pasokan listrik saja langka, jangan berharap industri akan bertumbuh.

Kembali ke defisit setrum di Batam, Jisman menegaskan, Kementerian ESDM punya perhitungan. Dalam 10 tahun ke depan, Batam perlu investasi US$300 juta, atau setara Rp4,5 triliun (kurs Rp15.000/US$). “Sementara hitung-hitungan kami dalam 10 tahun ke depan, supaya lebih andal kelistrikan di Batam, butuh investasi sekitar US$300 juta, kira Rp4,4 triliun ya,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button