Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menargetkan Rp750 miliar untuk membangun kembali fasilitas umum di Gaza pasca gencatan senjata antara pejuang Palestina dan militer Israel. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun rumah sakit, sekolah, hingga masjid yang hancur akibat agresi militer.
Selain rekonstruksi, Baznas RI terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Hingga Selasa, 28 Januari 2025, sebanyak 45 truk kontainer bantuan dari masyarakat Indonesia telah berhasil memasuki Gaza melalui Gerbang Rafah, Mesir.
“Solidaritas dunia Islam harus bersama-sama membangun kembali Gaza. Untuk merealisasikan pembangunan fasilitas umum ini, diestimasikan dana yang dibutuhkan mencapai Rp750 miliar, sehingga kita bisa lebih leluasa membantu,” ujar Pimpinan Baznas RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Nadratuzzaman Hosen, dikutip dari laman resmi Baznas.
Harapan Gencatan Senjata Permanen
Prof. Nadra berharap gencatan senjata ini dapat berlangsung permanen, sehingga lembaga kemanusiaan, termasuk Baznas, lebih mudah menyalurkan bantuan dan memulai proses rehabilitasi.
“Insya Allah, dengan adanya gencatan senjata, kami akan segera melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi di Gaza. Kami berharap ini bisa langgeng, sehingga proses pembangunan berjalan lancar,” kata Prof. Nadra.
Bantuan Kemanusiaan dan Pendidikan
Selain bantuan logistik seperti pasokan air bersih dan makanan, Baznas juga berkomitmen menyalurkan program beasiswa bagi mahasiswa Gaza yang ingin melanjutkan pendidikan di Indonesia.
“Kalau mereka ingin melanjutkan pendidikan ke Indonesia atau negara lain, kami siap membantu. Tahun lalu, Baznas Lampung sudah memberikan beasiswa kepada mahasiswa Gaza di Universitas Lampung (Unila),” ungkapnya.
Baznas RI terus memastikan bahwa setiap bantuan dari masyarakat Indonesia tersalurkan dengan tepat sasaran, bekerja sama dengan berbagai lembaga kemanusiaan terpercaya.
Dengan solidaritas dunia Islam dan dukungan masyarakat Indonesia, diharapkan rekonstruksi Gaza dapat segera terwujud, memberikan harapan baru bagi rakyat Palestina pasca konflik berkepanjangan.