Ototekno

Windows 11 Tak Semenarik Windows 10 di Sektor Bisnis

Meski adopsi Windows 11 di kalangan konsumen berjalan cukup lancar, sektor bisnis tampaknya menghadapi hambatan signifikan. Menurut data dari Lansweeper, sebuah kelompok manajemen aset TI, masalah kompatibilitas perangkat menjadi alasan utama lambatnya transisi ke sistem operasi terbaru dari Microsoft ini.

Lansweeper mencatat bahwa tingkat adopsi Windows 11 telah mencapai 8,35% pada Oktober 2023, naik sedikit dari 5,74% pada September 2022. Penelitian ini melibatkan sekitar 33 juta perangkat Windows di sektor bisnis. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 67,5% stasiun kerja memenuhi syarat untuk pembaruan otomatis ke Windows 11, namun masih ada 32% perangkat yang tidak kompatibel.

post-cover

Untuk melakukan pembaruan ke Windows 11, sebuah perangkat memerlukan komponen tertentu seperti CPU, RAM, dan modul platform terpercaya (TPM). Secara khusus, 67,5% CPU, 93,8% RAM, dan 74,8% TPM memenuhi persyaratan ini. Namun, di lingkungan bisnis, staf TI masih bertanggung jawab untuk melakukan semua pembaruan, baik otomatis maupun manual.

Staf TI memiliki opsi untuk melakukan pembaruan perangkat secara manual. Namun, ini menjadi masalah tersendiri, tidak hanya memakan waktu tetapi juga memerlukan pemeliharaan berkelanjutan, terutama jika perangkat tidak tetap kompatibel. Windows 11 memerlukan spesifikasi dasar yang meliputi prosesor 1 GHz (atau lebih cepat) dengan dua atau lebih inti pada prosesor 64-bit atau SoC, RAM 4GB, dan setidaknya penyimpanan 64GB.

“Memiliki rencana migrasi dan pembaruan yang matang, didukung oleh data aset TI yang akurat, sangat penting untuk strategi TI jangka panjang yang sukses,” kata Esben Dochy, Lansweeper senior technical product evangelist.

Sistem lama termasuk Windows 7, 8, dan XP akhirnya telah pensiun dan digantikan oleh Windows 11. Namun, transisi ini berjalan lambat, terutama di sektor bisnis, karena masalah kompatibilitas perangkat. Dengan dukungan untuk Windows 10 yang akan berakhir pada 14 Oktober 2025, perusahaan perlu merencanakan strategi TI jangka panjang mereka dengan lebih hati-hati.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button