Arena

Beban Erik ten Hag Mengembalikan Rupa Manchester United

Manchester United tampak kehilangan identitasnya di bawah Ralf Rangnick. Kini, mereka punya kesempatan mengembalikan wajahnya bersama pelatih, Erik ten Hag.

Skuad ‘Setan Merah’ hanya tinggal menghitung hari sebelum meresmikan penunjukan Erik ten Hag sebagai manajer baru untuk musim 2022-2023. Ten Hag akan dinaungi beban berat untuk mengembalikan kejayaan the red devils sehingga ia membutuhkan komitmen besar dan kesabaran dari manajemen, pemain, dan pendukung MU untuk melakukan perubahan mendasar mulai dari kebijakan transfer hingga taktik.

Lima trofi juara telah Ten Hag berikan untuk Ajax sejak mengisi kursi pelatih kepala, Desember 2017. Melaju ke semifinal Liga Champions Eropa 2018-2019 serta menjadi salah satu dari tiga tim yang tampil sempurna di fase grup kompetisi antarjuara Eropa musim ini menjadi jaminan mutu juru taktik berusia 52 tahun itu.

Gettyimages 1190054435 612x612 - inilah.com
Pelatih Ajax Erik ten Hag dan Hakim Ziyech dari Ajax selama pertandingan Eredivisie Belanda antara Ajax Amsterdam dan ADO Den Haag di Johan Cruijff Arena pada 22 Desember 2019. Foto Gettyimages

Meskipun kualitas Eredivisie Belanda masih berada satu tingkat di bawah Liga Primer Inggris, catatan Erik ten Hag sebagai pelatih tercepat yang mencatatkan 100 kemenangan di Liga Belanda bukan rekor sembarangan. Capaian itu membuatnya lebih baik dari sejumlah pelatih legendaris asal Belanda, misalnya Rinus Michels, Louis van Gaal, dan Guus Hiddink.

Dengan prestasi mentereng di negeri asalnya, tidak salah apabila MU menjadikan Ten Hag sebagai kandidat prioritas untuk mengisi kursi manajer tetap. Demi mengamankan servis Ten Hag, yang kontraknya baru berakhir pada Juni 2023, MU wajib membayar klausul pelepas Ten Hag kepada Ajax sebesar 2 juta euro atau sekitar Rp 30,9 miliar.

”Ten Hag diharapkan akan menandatangani kontrak tiga tahun plus opsi perpanjangan 12 bulan. Kontraknya bersama MU akan berdurasi empat tahun hingga 2026,” ujar pakar transfer, Fabrizio Romano, dalam artikelnya di The Guardian, awal pekan ini.

Dua syarat istimewa

Tidak hanya kontrak jangka panjang, Ten Hag juga mendapat dua garansi istimewa yang tidak lima pendahulunya di MU miliki setelah era Sir Alex Ferguson. Pertama, Ten Hag memiliki kewenangan kunci untuk menentukan keputusan final terkait kebijakan transfer klub.

Gettyimages 1190081136 612x612 - inilah.com
Pelatih Ajax Erik ten Hag, dengan pendukung Ajax selama pertandingan Eredivisie Belanda antara Ajax v ADO Den Haag di Johan Cruijff Arena pada 22 Desember 2019. Foto Gettyimages

Ten Hag tidak ingin merasakan nasib seperti Ole Gunnar Solskjaer yang menghabiskan sekitar 312 juta pounds (Rp 5,83 triliun), tetapi gagal mempersembahkan trofi perak untuk Setan Merah. Ia pun ingin melepas sejumlah pemain yang tidak cocok dengan strateginya atau pemain yang sudah tidak betah di Stadion Old Trafford, seperti Paul Pogba dan Marcus Rashford.

Kedua, Ten Hag juga meminta kepada manajemen MU untuk membawa Mitchell van der Gaag, asisten pelatih Ajax. Van der Gaag telah bekerja sama dengan Ten Hag di Ajax sejak 2019.

Ten Hag ingin pula bekerja sama dengan Steve McClaren untuk membantu beradaptasi dengan iklim kompetisi Inggris. McClaren sudah memahami sepak bola menyerang khas Belanda karena berpengalaman membawa Twente menjadi juara Eredivisie 2008-2009.

Harapan baru

Dua syarat yang Ten Hag tentukan itu telah mendapat restu oleh dua pejabat MU yang mewawancarainya, bulan lalu. Kedua orang itu ialah Direktur Sepak Bola John Murtough dan Direktur Teknik Darren Fletcher.

Murtough dan Fletcher adalah pembawa harapan baru dari perubahan besar-besaran pejabat utama MU setelah Ed Woodward meninggalkan klub, 1 Februari lalu.

Selain dua orang itu, Ten Hag akan bekerja sama dengan Matt Judge, yang menjabat sebagai Kepala Pengembangan MU yang juga berperan sebagai negosiator transfer pemain, lalu Richard Arnold yang menggantikan Woodward di jabatan CEO MU.

Mengembalikan kejayaan

Sosok-sosok baru di manajemen tertinggi MU itu berharap Ten Hag bisa menghadirkan kembali kejayaan MU. Mereka setidaknya ingin Ten Hag seperti Juergen Klopp dan Pep Guardiola yang mampu mengubah Liverpool dan Manchester City sebagai tim dominan dengan permainan paling atraktif di Inggris dan dunia dalam beberapa musim terakhir.

Gettyimages 1392408213 612x612 - inilah.com
Jurgen Klopp Foto Gettyimages

Klopp datang di awal musim 2015-2016 juga sejalan dengan reformasi di tubuh manajemen ”Si Merah”. Kala itu, Liverpool mendatangkan pula Michael Edwards sebagai direktur teknik.

Edwards adalah sosok penting dalam kebijakan transfer Liverpool. Ia membantu Klopp membangun skuad impian dengan mendatangkan Mohamed Salah, Alisson Becker, Sadio Mane, dan Virgil van Dijk. Edwards pula yang meyakinkan Klopp untuk mempromosikan Trent Alexander-Arnold dari tim muda.

Hal serupa pernah Guardiola alami ketika datang ke Manchester City pada musim panas 2016. Ia punya sekitaran sosok penting di City yang telah bekerja sama dengannya di Barcelona, yaitu CEO City Ferran Soriano dan Direktur Sepak Bola City Txiki Begiristain.

”Proses dalam mengambil keputusan perlu ditingkatkan secara drastis dalam manajemen MU, terutama dalam urusan perekrutan pemain. Selain itu, MU juga butuh kesabaran untuk membangun kekuatan baru bersama Ten Hag,” kata Nick Wright, kolumnis Sky Sports.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button