Market

Bebani Keuangan Negara, Ekonom Sarankan Jokowi Tunda IKN dan Kereta Cepat

Ekonom Universitas Paramadina, Handi Rizsa menyarankan pemerintahan Jokowi menunda sejumlah proyek mercusuar, yakni Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

“Sejumlah proyek-proyek strategsis nasional, sebaiknya ditunda dulu. Selain biaya bengkak yang memberatkan keuangan negara, setiap proyek kan, kita perlu ada imbal balik. Nah, faktor itu yang kurang signifikan,” ungkap Handi yang juga Wakil Rektor Universitas Paramadina dalam Diskusi Publik Evaluasi Akhir Tahun bidang Ekonomi dan Keuangan Negara, diselenggarakan Universitas Paramadina secara daring di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Mungkin anda suka

Khusus proyek IKN Nusantara di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Handi merasa tak yakin bakal ada investor yang tertarik dalam waktu cepat. Softbank saja yang berkomitmen membenamkan modalnya US$40 miliar, memilih mundur. “Softbank mundur, ya mereka (Softbank) tentunya menghitung berapa value income dari setiap investasinya. Kalau enggak ada, ya buat apa. Toh ditunda kan bukan berarti batal,” ungkap Handi.

Di sisi lain, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pembangunan 22 rumah susun (rusun) untuk hunian pekerja konstruksi (HPK) di IKN Nusantara. Ditargetkan bisa rampung di awal 2023.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, menyampaikan, saat ini, telah terbangun 16 rusun. Sisanya yang 6 rusun, dalam proses penyelesaian kelistrikan dan pemasangan dinding dan toilet bagi pekerja. “Saat ini progresnya sudah mencapai 71,06 persen,” kata Iwan, dikutip Selasa (20/12/2022).

Sebagai informasi, pembangunan rusun HPK ini, dimulai sejak 29 Agustus 2022. Dikerjakan PT Wijaya Karya Gedung-PT Adhi Karya (Persero) Tbk, KSO dengan nilai kontrak Rp567,008 miliar. Kementerian PUPR memastikan menerapkan tiga kriteria pelaksanaan pembangunan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button