Siswa SMA Gloria Surabaya berinisial EN yang disuruh sujud dan menggonggong oleh Ivan Sugianto, masih trauma hingga saat ini.
Saat ini polisi telah lakukan pendampingan psikologis.”Iya (dilakukan pendampingan psikologi) pasti. Ini saya sampaikan bahwa salah satu anak ini trauma. Kita berupaya melakukan pendampingan, termasuk kita terus berkomunikasi dengan pihak sekolah agar anak ini kejiwaanya mulai baik,” kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (13/11).
Sementara terkait laporan sejumlah warga, termasuk pihak sekolah kepada Ivan Sugianto, Polda Jatim memastikan akan melakukan penyelidikan secara profesional dan transparan.
“Kita juga sudah melakukan pemeriksaan kepada saudara ‘IV’. Kemudian juga kepada ke dua belah pihak orang tua, juga sudah diperiksa. Guru-guru sudah diperiksa. Kurang lebih ada sekitar 8 orang yang sudah diperiksa pada tanggal 22 dan sampai sekarang,” ungkapnya.
Nama Ivan si pengusaha hiburan malam viral di media sosial dan jadi sorotan nasional. Aksi arogan Ivan yang menyuruh EN sujud dan menggonggong memantik kemarahan warga baik di media sosial maupun aksi nyata.
Warga yang tak terima dengan berita perdamaian Ivan dengan orang tuan EN pasca aksi premannya, ramai-ramai mengadukan Ivan ke polisi untuk ditindaklanjuti.
Netizen yang geram, juga memention Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk memproses Ivan atas aksi premanismenya terhadap anak SMA.