Belajar dari Kasus Gus Miftah, MUI Wanti-wanti Dai Utamakan Kesantunan Berdakwah Online


Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Ahmad Zubaidi, mengingatkan para pendakwah (dai) untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata saat berdakwah, terutama di era digital. Menurutnya, lisan yang tidak terjaga dapat merusak esensi nilai keislaman dan kredibilitas dai di mata masyarakat.

“Konteksnya supaya dakwah itu bisa terus berjalan dengan baik. Selain itu, agar para dai di Indonesia tetap diapresiasi oleh masyarakat,” ujar K.H. Ahmad Zubaidi di Jakarta, Jumat (13/12).

Ulama yang juga akademikus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menekankan pentingnya mengedepankan bahasa yang baik, sopan, dan mendidik dalam berdakwah. Hal ini bertujuan untuk memberikan contoh yang baik bagi umat.

“Etika, adab, atau tata krama adalah pendidikan dasar yang harus dimiliki para dai di samping pendidikan ilmu,” tegasnya. Menurutnya, ilmu tanpa adab dapat memicu sikap sombong dan angkuh dalam berdakwah.

K.H. Ahmad Zubaidi mengimbau para dai untuk berhati-hati dalam memilih kata dan bahasa agar tidak melukai pendengar. Dakwah, lanjutnya, seharusnya disampaikan dengan penuh perhatian dan kasih sayang, berlandaskan nilai-nilai Islam yang luhur.

“Kalau sudah punya tata krama, adab, etika, dan akhlak, insyaallah ilmunya nanti juga akan bisa bermanfaat lagi dan ilmunya lebih tinggi dengan berkarakter yang baik,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengkhawatirkan dampak negatif dari lisan yang tidak terjaga. Menurutnya, hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk mengadu domba umat Islam maupun organisasi, dan pada akhirnya menciptakan konflik.

Untuk memperkaya penyampaian dakwah, K.H. Ahmad Zubaidi menyarankan para dai untuk berlatih public speaking, retorika, dan menyelipkan humor dalam ceramah agar tidak terkesan kaku. Namun, ia mengingatkan agar penggunaan humor tetap terkontrol dan tidak menyinggung pihak lain.

“Tolong juga mulai mempelajari mulai berlatih untuk ceramah dengan gaya-gaya yang di dalamnya ada humor yang baik sehingga nanti makin lama akan mumpuni ilmunya,” pungkasnya.