Kanal

Benih-benih Konflik Menuju Perang Dunia III Kian Bertambah

Rencana Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengirim kapal serang bertenaga nuklir ke Australia membuat China meradang. Benih-benih konflik yang bisa memicu perang dunia ketiga ini terus bertambah.

Pada 13 Maret 2023, secara mengejutkan AS dan Inggris sepakat akan mengirim kapal selam bertenaga nuklir ke Australia. Tujuannya, kedua negara Barat tersebut ingin agar Australia punya kekuatan sendiri untuk menghadang kebangkitan China. AS juga akan meningkatkan kunjungan pelabuhannya di Australia untuk memberi Negeri Kangguru tersebut lebih banyak informasi, pengetahuan dan teknologi bertenaga nuklir sebelum memiliki kapal selam sendiri.

Laporan 9 News mengatakan kesepakatan ini dicapai secara diam-diam termasuk pembatalan kontrak senilai US$90 miliar oleh Pemerintah Australia untuk armada kapal selam konvensional buatan Prancis. Akibat lebih memilih kapal bertenaga nuklir ini, Prancis pun kecewa.

Rencana pengiriman kapal bertenaga nuklir ini sudah sejak lama menjadi kecurigaan China. Bahkan Tiongkok pernah berkomentar tentang rencana AS dan Inggris yang akan menjual senjata nuklir ke Australia.

China berpendapat bahwa kesepakatan AUKUS (Australia, Inggris, AS) tersebut telah melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir. Sebab dalam perjanjian Non-Poliferasi Nuklir, transfer bahan senjata nuklir dari negara senjata nuklir ke negara non-senjata nuklir adalah pelanggaran ‘terang-terangan’ terhadap perjanjian.

Para pejabat Australia sempat menolak kritik tersebut, dengan alasan bahwa mereka berupaya untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir dan bukan kapal selam bersenjata nuklir. “Pertanyaannya adalah benar-benar bagaimana China memilih untuk menanggapi karena Australia tidak mundur dari apa yang dilihatnya untuk kepentingannya sendiri di sini,” kata Charles Edel, penasihat senior dan ketua Australia di Pusat Strategis dan Pembelajaran Internasional.

Baru-baru ini, pemimpin China Xi Jinping berjanji untuk meningkatkan keamanan nasional dan membangun militer negara menjadi “tembok baja besar”. Mungkin, kerjasama AUKUS inilah yang membuat Xi Jinping akan fokus pada peningkatan keamanan Tiongkok pada periode ketiganya sebagai Presiden ini.

Akibat respons keras China ini, Presiden AS Joe Bidan menyebutkan harus segera berbicara dengan Xi Jinping terkait rincian kesepakatan kapal selam AUKUS. Presiden AS menjelaskan kapal selam ini bukan sebuah senjata nuklir, melainkan bertenaga nuklir. Biden tidak memberi tahu kapan waktu merealisasikan pertemuan tersebut.

Sebelumnya, pada pertengahan Februari Biden berharap bisa berbicara dengan Xi terkait apa yang dikatakan Amerika Serikat sebagai balon mata-mata China. Peristiwa penembakan balon ini telah memperburuk hubungan kedua negara adidaya tersebut menjadi semakin tegang. Namun pertemuan itu pun belum terwujud.

Usik aliansi lain

Munculnya rencana AUKUS mengirim kapal selam bertenaga nuklir ini memunculkan konflik antarnegara dan mengusik antaraliansi pertahanan dunia. Selama ini banyak perjanjian yang menimbulkan aliansi baru di seluruh dunia. Terutama untuk pembangunan ekonomi kawasan melalui peningkatan perdagangan dan berbagi sumber daya surplus dengan tetangga. Namun banyak yang kemudian bergeser menjadi aliansi pertahanan.

Tiga aliansi yang relatif baru pada dasarnya adalah aliansi militer yang ditujukan untuk menahan membesarnya pengaruh China. Selain AUKUS (Australia, Inggris Raya, dan AS sebagai anggota) juga ada QUAD yang berangotakan AS, Jepang, Australia, dan India sebagai anggota, serta CHIP 4 yang beranggotakan Jepang, Korea, Taiwan, dan AS. AS adalah kekuatan pendorong untuk ketiga aliansi ini.

QUAD tidak aktif selama lebih dari satu dekade, setelah Jepang dan Australia tidak lagi tertarik untuk menjadi bagian dari aliansi ini. Peningkatan bertahap dalam intensitas perang dagang antara AS dan China, yang mencapai puncaknya selama beberapa bulan terakhir masa kepresidenan Trump, memaksa AS untuk meyakinkan Jepang dan Australia untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan QUAD bersama dengan India.

Perubahan tiba-tiba dalam keputusan Australia untuk mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir dari AS merupakan hal yang mengejutkan dan memprihatinkan. Australia telah membatalkan kesepakatan dengan Prancis sehingga tidak hanya mengundang kemarahan China tetapi juga ‘teman dan sekutu terpercaya’ Prancis.

Konflik AUKUS dengan China ini menambah benih-benih masalah yang bisa memicu perang dunia ketiga. Saat ini dunia masih dirundung konflik yang belum selesai malah tambah meruncing. Misalnya kebuntuan dari konflik Rusia dengan Ukraina. Konflik yang semula hanya melibatkan dua negara itu kini melebar menjadi masalah Rusia dengan AS, NATO dan sekutunya.

Kebuntuan konflik Rusia-AS dan NATO adalah masalah paling eksplosif saat ini. Rusia telah mengumumkan penggunaan nuklir jika dukungan militer ke Ukraina oleh negara-negara NATO yang dipimpin AS berlanjut. Apalagi NATO terus memperlebar keanggotaannya ke timur, mempertimbangkan Finlandia dan Swedia untuk bergabung meskipun muncul keberatan dari Turki dan Hongaria.

Benih konflik berikutnya adalah antara Iran dan Israel atas kemampuan nuklir Iran. Diskusi baru untuk menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) sedang berlangsung. Terlepas dari hasilnya, Israel tidak akan lagi menunggu dan tetap akan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah Iran memproduksi uranium tingkat senjata. Iran diprediksikan akan membalas yang pasti akan mendorong bantuan AS ke Israel, sehingga memperluas spektrum perang.

Benih pemicu perang dunia berikutnya adalah ancaman Tiongkok terhadap Taiwan. Serangan berulang di wilayah Taiwan oleh formasi besar pesawat tempur atau pembom Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) China tidak hanya untuk unjuk kekuatan tetapi juga untuk mengumpulkan Signals Intelligence (SIGINT) untuk kemungkinan serangan.

Elemen serangan Angkatan Udara Taiwan tersebar di empat pangkalan. Serangan udara oleh China untuk menetralisir keempat pangkalan udara ini tidak dapat dikesampingkan bersamaan dengan serangan amfibi di pantai barat.

Benih-benih PD III lainnya adalah sikap agresif Korea Utara. Pengujian berkelanjutan terhadap berbagai rudal permukaan termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) menjadi perhatian. Korea Utara siap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh kapan saja. Konflik tambah melebar karena China terus mendukung Korea Utara.

Terakhir yang bisa memicu perang dunia adalah kehadiran militer Rusia dan AS di Timur Tengah. Timur Tengah masih membara. Pasukan militer AS juga masih berada di beberapa titik, dan menduduki beberapa wilayah Timur Tengah termasuk di Suriah. Posisi AS cukup strategis, seolah mengepung Iran dari beberapa sisi.

Dunia perlahan tapi pasti menuju kemungkinan konflik global. Benih-benih konflik dunia terus bersemai dan kemungkinan akan terus bertambah. Antar-negara sudah saling mengintip, bersaing, saling gertak, bahkan saling bunuh demi kepentingan kekuasaan dan uang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button