Berantas Mafia Pangan Jadi Program Utama Dirut Bulog Wahyu Suparyono


Dipercaya menjabat Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Wahyu Suparyono siap membenahi sengkarut tata Kelola pangan. Termasuk masalah impor beras yang diduga permainan kelas mafia.

“Satu utamanya Perum Bulog harus bekerja lebih baik hilangkan mafia pangan,” kata Wahyu, dikutip Sabtu (14/9/2024).

Dia menjelaskan, mafia pangan yang dimaksud adalah tengkulak atau pedagang yang selalu mempermainkan harga dan pasokan pangan demi mengeruk cuan pribadi.

“Bukan mafialah, maksud saya tengkulak-tengkulak yang spekulasi ya janganlah. Ini persoalan makan ini, persoalan kedaulatan. Saya kira kalau kita baik-baik komunikasinya akan jalan bagus. Oh iya (berantas mafia pangan) pasti. Caranya kita rangkul sama-sama, kemitraan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, pada saat rapat bersama Komisi IV DPR, seorang anggota DPR berpesan agar Bulog di bawah kepemimpinannya bisa menghilangkan mafia pangan.

“Tadi pesan dari salah satu anggota (DPR), kita harus katakanlah mendukung berani untuk menghilangkan yang namanya mafia begitu ya,” ujar Wahyu.

Selain itu, Wahyu juga akan membenahi pengolahan data baik data panen hingga produksi. Lalu yang menurutnya tidak kalah penting, menambah pengering atau dryer gabah di gudang-gudang Bulog.

“Tadi disampaikan arahan pak Kepala Bapanas jika pengadaan dryer memakan waktu, kita akan kerja sama dengan mitra, artinya dengan asosiasi, HKTI, perpadi. Kita tidak bisa bekerja sendiri untuk menguatkan kemandirian, kedaulatan dan ketahanan, itu sementara yang akan kami kerjakan,” kata Wahyu.

Wahyu ditunjuk sebagai bos baru Bulog menggantikan Bayu Krisnamurthi. Wahyu sebelumnya merupakan direktur utama di PT Asabri (Persero).

Wahyu merupakan pria kelahiran 17 Oktober 1959. Berdasarkan riwayat pendidikannya, Wahyu mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun 1990.

Kemudian, ia mendapatkan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI pada tahun 1997. Lalu, ia juga menyelesaikan dan mendapatkan gelar Doktor Ilmu Manajemen di Universitas Brawijaya pada 2014.