News

Berbagi Resep Kepemimpinan, Khofifah Tekankan Perlunya Gagasan Out of The Box

Saat berbicara di depan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan V di Auditorium Hasanuddin, Lembaga Administrasi Negara (LAN) Makassar, Sulawesi Selatan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berbagi resep kepemimpinan.

Menurut Khofifah, pemimpin perlu memiliki pemikiran yang ‘out of the box’ atau ‘extraordinary’.  Berani melakukan lompatan-lompatan dengan analisis kebijakan yang cepat dan tepat. Seperti pesan Presiden Joko Widodo, pemimpin harus berpikir dan bekerja extraordinary dan smart shortcut. “Kerja seorang pemimpin harus membuka diri, membangun jejaring yang kuat dan luas, cepat dan cerdas, tapi harus tetap teliti dan detail sambil berhitung dengan segala kemungkinan-kemungkinan. Di saat ekosistem banyak terdisrupsi, inovasi dan adaptasi harus dilakukan, mitigasi resiko harus dihitung, melibatkan perguruan tinggi serta pakar serta diikuti dengan do’a. Itu rumus utamanya,” kata Khofifah, dikutip Jumat (11/3/2022).

Khofifah menjelaskan, kemampuan dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat dari seorang pemimpin juga didasarkan seberapa banyak referensi yang ia miliki. Maka sewajarnya jika seorang pemimpin memiliki banyak tokoh panutan yang mampu menjadi kiblat dalam menentukan kebijakan dan keputusan yang presisi. “Memliki banyak tokoh referensi menjadi penting bagi seorang pemimpin, karena pemikiran dari tokoh referensinya akan mampu mempengaruhi pola pikir seorang pemimpin tersebut,” tutur Khofifah.

Selain referensi, lanjutnya, seorang pemimpin juga harus memilki kemampuan kolaboratif dan bersinergi dengan berbagai stakeholders. Pasalnya, saat ini kolaborasi menjadi hal penting yang harus dibangun pada semua lini baik vertikal maupun horisontal. “Saya menyebut bahwa strong collaboration serta strong partnership adalah sebuah kebutuhan, dan yang harus dibangun sekarang adalah kekuatan interdependensi yang saling memberikan penguatan,” jelas Khofifah.

Jangan lupa, lanjut Khofifah, pemimpin haruslah open minded. Keterbukaan pikiran akan mampu mempelajari dan mengambil banyak hal positif dan masukan dari berbagai hal yang terjadi dan dihadapi. “Jadi kalau masih close minded agak repot bergerak, Kalau kita _open minded_ di situ kita akan membuka ruang pikiran, masukan, dan rekomendasi, kita akan bisa beradaptasi dengan situasi sesulit apapun,” terangnya.

Khofifah memaparkan hal-hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana Jawa Timur mampu menjadi daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi secara nasional di tengah pandemi COVID-19. Pada 4 Januari 2021, Kemendagri menetapkan PAD Jawa Timur secara prosentatif tertinggi se-Indonesia. Padahal di sisi lain, Bappeda Jatim banyak memberikan diskon pajak kendaraan bermotor, reward, dan hadiah umroh kepada wajib pajak. “Jadi banyak sekali daerah-daerah yang datang untuk studi banding, Ini pengalaman sederhana sebetulnya, tetapi bisa kita replikasi di mana saja,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga berpesan bahwa seorang pemimpin harus mampu merubah mindset dari dilayani menjadi melayani masyarakat. Mengutip dari yang disampaikan oleh Bung Karno, Khofifah mengatakan bahwa pemimpin berasal dari rakyat dan bukan berada di atas rakyat. “Ini perlu kebesaran hati, keteguhan bagaimana merubah pola dilayani menjadi pola melayani masyarakat,” tegasnya.

Ada satu hal yang jangan sampai terlupakan, menurut Khofifah, sisi spiritual adalah hal penting dalam menjalankan sebuah kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu mengelaborasi nilai-nilai spiritual dalam setiap aspek dan lini kebijakan dan keputusan yang diambil. “Ini adalah sila pertama Pancasila, bahwa negara ini bukan negara agama tetapi ada sila pertama dalam Pancasila yang tetap melibatkan aspek religiusitas dalam setiap kebijakan dan keputusan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Puslatbang KMP Andi Taufik mengatakan, kehadiran Gubernur Khofifah menjadi narasumber pada PKN Tingkat II Angkatan V di LAN Makassar, merupakan sebuah kehormatan. Pasalnya Gubernur Khofifah merupakan tokoh nasional yang memiliki banyak pengalaman di bidang kepemimpinan.

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button