Market

Berburu Saham-Saham Potensial Cuan Sepekan ke Depan

Analis memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan pada pekan ini. Sejumlah sentimen positif jadi penopangnya. Sepuluh saham pun potensial cuan dan mendapat rekomendasi positif dari analis.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Rifqi Satria Dinandra mengatakan, terdapat tiga sentimen dari pekan lalu yang menopang penguatan IHSG. Ketiganya adalah Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia, inflasi dan kenaikan suku bunga AS.

“Sementara itu, dua sentimen positif yang bakal menjadi ‘bahan bakar baru’ untuk kenaikan IHSG pekan ini adalah cadangan devisa dan pertumbuhan perekonomian Indonesia,” kata Rifqi Satria kepada Inilah.com di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Tren Ekonomi dan Manufaktur di Level Ekspansif

Ia menguraikan, sentimen positif PMI Indonesia itu menunjukkan tetap berada di level ekspansif. Posisinya turun menjadi 51,8 pada Oktober 2022 dari bulan sebelumnya 53,7 di mana output produksi dan permintaan baru tumbuh lebih lambat, tekanan inflasi mulai melambat dan kepercayaan bisnis meningkat tajam.

“Indeks PMI Manufaktur digunakan untuk melihat tren perekonomian pada sektor manufaktur dan jasa. PMI yang masih ekspansif pada 51,8 menandakan pertumbuhan sektor manufaktur dan jasa. Tidak perlu khawatir, karena perlambatan belum terjadi. Ini jadi sentimen positif bagi IHSG,” ujarnya.

Terkait dengan inflasi, ia menjelaskan, pada Oktober tercatat deflasi 0,11% secara bulanan (mom) lebih rendah dari konsensus 0,10 mom dan sebelumnya 1,17% mom. Secara tahunan, angka inflasi juga berada di level 5,71% yoy. Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya (5,95%) dan konsensus (5,98%).

Inflasi inti secara tahunan pun masih di dalam target BI (3±1%) sebesar 3,31%. Sejumlah data ini mengindikasikan tekanan inflasi akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah mereda.

“Sejak kenaikan BBM, dikhawatirkan inflasi akan tinggi, namun nyatanya pada Oktober ini justru terjadi deflasi 0,11% mom dan secara tahunan juga turun dari bulan sebelumnya 5,95% yoy menajdi 5,71% yoy.”

Kenaikan Suku Bunga Acuan Amerika Serikat

Market pekan ini juga, sambung dia, akan tertopang oleh kenaikan suku bunga AS sejak The Fed memutuskan kenaikan suku bunga 75 bps. Suku bunga The Fed saat ini di level 4%.

Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengatakan, obrolan untuk memberhentikan kenaikan suku bunga sementara masih cukup premature. “Selanjutnya, pelaku pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga bulan Desember akan lebih rendah dari biasanya,” papar dia.

Sesuai dengan konsensus pasar, kata dia, terjadi kenaikan 75 bps pada suku bunga AS menjadi 4% dari sebelumnya 3,25%. “Ada potensi bulan Desember kenaikan suku bunga tidak setinggi saat ini, hal ini akan menjadi sentimen positif bagi bursa global termasuk Indonesia,” ungkap Rifqi.

Dua Sentimen Positif: Cadangan Devisa dan Pertumbuhan Ekonomi

Terkait dengan dua sentimen positif pekan ini yang akan menggenjot kenaikan IHSG, Rifqi menjelaskan nilai cadangan devisa yang cukup tinggi menjadi salah satu indikator untuk kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara. Apabila cadangan devisa yang tercatat nanti naik, akan menjadi sentimen positif bagi IHSG.

“Cadangan devisa Indonesia enggak akan berkurang banyak karena neraca perdagangannya masih potensi surplus. Cadangan devisa yang tinggi membuat investor akan menghilangkan kekhawatirannya terhadap fluktuasi nilai mata uang.”

Sementara terkait pertumbuhan perekonomian Indonesia juga bakal menjadi sentimen positif. Menurutnya, pertumbuhan perekonomian merupakan salah satu indikator terpenting untuk melihat tren atau arah pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Investor, kata dia, sangat mengantisipasi rilis pertumbuhan perekonomian Indonesia awal pekan ini. Kuartal 1 dan kuartal 2 sudah tumbuh 5,01% dan 5,44%.

“Ekspekstasinya pertumbuhan di kuartal 3 akan lebih tinggi dengan konsensus analis sebesar 5,60% dan kalau ternyata rilisnya lebih baik atau sesuai maka akan menjadi pendorong kenaikan IHSG minggu ini.”

Badan Pusat Statistik mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh tinggi pada triwulan III-2022. Angkanya di posisi 5,72 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) atau lebih tinggi dari triwulan II-2022 yang sebesar 5,45 persen (yoy).

Saham-Saham Potensial Cuan Sepekan ke Depan

Di tengah potensi penguatan IHSG pekan ini, ia pun merekomendasikan buy untuk trading dalam sepekan ini sampai 11 November 2022 mendatang pada 10 saham berikut ini:

  1. PT Indosat Tbk (ISAT) dengan support 6.525 dan resistance 7.050;
  2. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan support 10.125 dan resistance 11.200;
  3. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan support 8.000 dan resistance 8.500;
  4. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dengan support 9.900 dan resistance 11.275;
  5. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan support 6.600 dan resistance 7.000;
  6. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan support 1.880 dan resistance 2.000;
  7. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan support 3.890 dan resistance 4.160;
  8. PT Surya Citra Media Tbk (SMA) dengan support 236 dan resistance 248;
  9. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dengan support 4.710 dan resistance 4.970; dan
  10. PT Blue Bird Tbk (BIRD) dengan support 1.600 dan resistance 1.720.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button