Beredar Kabar 500 Ribu Ton Beras Impor ‘Parkir’ di Tanjung Priok, Begini Penjelasan Bulog


Beredar kabar, Indonesia baru saja mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton dan masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dikhawatirkan demurrage (denda) yang harus dikeluarkan akan membengkak mengingat besaran biayanya 75-300 dolar Amerika Serikat per harinya.

Direktur Supply Chain Bulog Suyamto membantah kabar tersebut. Ia menegaskan semua proses pengimporan, pembongkaran dan pendistribusian beras impor sepanjang 2024 berjalan lancar. “Saat ini sudah tidak antrean kapal di Priok,” ujarnya saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, Selasa (11/6/2024) malam.

Ia juga mengklarifikasi jumlah beras yang diimpor. Suyamto menjelaskan, beras yang diimpor sebanyak 490 ribu ton, berasal dari berbagai negara. Di antaranya, Vietnam, Thailan, Pakistan dan Kamboja. “Paling banyak dari Vietnam dan Thailand,” ucapnya menjelaskan.

Sekali lagi dia menekankan, semua beras tersebut telah terdistribusikan dengan baik dan kini sudah berada gudang penyimpanan Bulog. “Jadi tidak ada yang tertahan, semua beras sudah masuk ke gudang Bulog DKI Jakarta,” katanya.

Diketahui, pemerintah memutuskan melanjutkan program bantuan pangan beras hingga Desember 2024. Untuk memenuhi itu, impor dilakukan. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menuturkan, bantuan pangan itu akan disalurkan kembali pada Agustus, Oktober dan Desember tahun ini

“Alhamdulilah, hari ini, Bapak Presiden Jokowi telah memberikan persetujuan keberlanjutan bantuan pangan beras untuk terus dikucurkan kepada 22 juta keluarga se-Indonesia, berupa beras kualitas terbaik dari Bulog 10 kilogram per keluarga per 2 bulan,” kata Arief dalam keterangan pers yang diterima, Senin (3/6/2024).

Hingga awal Juni, cadangan beras yang bersumber dari impor sebanyak 1,9 juta ton. Sementara kuota impor beras sepanjang 2024 dalam sistem nasional neraca komoditas atau SinasNK sebanyak 4,04 juta ton yang terdiri dari beras umum dan khusus.

Kuota impor tersebut ditetapkan berdasarkan persetujuan impor (PI) melalui Kementerian Perdagangan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas).

“Penetapan berdasarkan SinasNK keputusan Rakortas sebesar 4.045.761 ton, di mana terdiri dari 3,6 juta ton beras umum dan 400 ribu ton beras khusus. Beras khusus ini biasanya untuk industri,” ucap Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Edhy juga menjelaskan, saat ini realisasi impor tersebut mencapai 1,7 juta ton. Dalam hal ini, dia meminta kepada Perum Bulog untuk mengeksekusi realisasi impor yang telah ditetapkan. “Jadi ini beras umum ini ditugaskan Bapanas ke Bulog, sekarang bola sudah ada di Bulog, bagaimana Bulog untuk mengatur melakukan pelelangan pengadaan beras yang dimaksud,” ujarnya.