Beri Pesan Natal, Paus Fransiskus Serukan Perdamaian dan Persatuan


Paus Fransiskus menyerukan agar ‘senjata didiamkan’ di seluruh dunia. Hal itu diungkapkan dalam pidato Natal tradisionalnya yang dikenal sebagai ‘Urbi et Orbi’ di hadapan ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Rabu (25/12/2024).

Paus menyampaikan pesan ini dengan fokus utama pada perdamaian di Timur Tengah, Ukraina, dan Sudan, seraya mengecam situasi kemanusiaan yang ‘sangat parah’ di Gaza.

“Saya memikirkan komunitas Kristen di Israel dan Palestina, terutama di Gaza, di mana situasi kemanusiaan sangat parah,” kata Paus, seperti dikutip dari AFP, Kamis (26/12/2024).

Ia mendesak adanya gencatan senjata, pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, serta pemberian bantuan kepada rakyat yang menderita kelaparan dan perang.

Tragedi dan Tantangan Natal di Gaza dan Betlehem

Di Gaza, tempat sekitar 1.100 umat Kristen tinggal, perayaan Natal tahun ini dibayangi oleh kehancuran akibat perang antara Hamas dan Israel.

Ratusan orang berkumpul di sebuah gereja di Gaza untuk berdoa agar perang segera berakhir, sementara George al-Sayegh, seorang warga yang telah berlindung selama berminggu-minggu di Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, mengatakan bahwa Natal tahun ini ‘membawa aroma kematian dan kehancuran’.

Kondisi yang sama juga dirasakan di Betlehem, tempat kelahiran Yesus Kristus di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.

Kota ini memutuskan untuk tidak memasang pohon Natal raksasa atau dekorasi megah seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagai bentuk solidaritas dengan penderitaan di Gaza.

“Tahun ini kami membatasi kegembiraan kami,” kata Wali Kota Bethlehem Anton Salman.

Meskipun demikian, parade kecil dari kelompok pramuka di Alun-Alun Manger menjadi simbol perlawanan dan harapan. Dengan spanduk bertuliskan ‘Kami Menginginkan Kehidupan, Bukan Kematian’, mereka membawa pesan perdamaian yang menggema di tengah kesunyian.

Krisis Sudan

Paus Fransiskus juga memperluas seruannya ke Sudan, yang telah dilanda perang saudara selama 20 bulan. Ia menyoroti ancaman kelaparan yang mengancam jutaan warga Sudan, mendesak agar konflik segera dihentikan.

Sementara itu, di tingkat global, para pemimpin dunia turut menyuarakan pesan perdamaian di tengah perayaan Natal.

Presiden AS Joe Biden mengungkapkan harapannya untuk kebebasan, cinta, dan kebaikan di negaranya, seraya menyoroti awal perayaan Hanukkah di komunitas Yahudi.

Di Inggris, Raja Charles III berterima kasih kepada tenaga medis yang telah membantu perjuangan keluarganya melawan kanker, sambil menyerukan perdamaian di seluruh dunia.

Perayaan Natal di Tengah Duka dan Harapan

Natal tahun ini juga diwarnai tragedi lain, seperti jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang.

Di Paris, umat Kristiani berkumpul untuk misa Natal pertama di Katedral Notre Dame setelah kebakaran besar pada tahun 2019, membawa harapan baru di tengah masa sulit.

Mengakhiri pidatonya, Paus Fransiskus menggarisbawahi pesan utamanya, yaitu perdamaian dan persatuan.

“Semoga damai di bumi, dan semoga umat manusia bersatu untuk membawa akhir dari penderitaan yang disebabkan oleh perang dan konflik,” kata pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia itu.