Market

Bermodal Produksi 6,47 Juta Ton, Pupuk Kaltim Siap Dominasi Pasar Asia Pasifik

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) siap berkompetisi untuk mendominasi pasar pupuk di wilayah Asia Pasifik dengan modal pabrik urea terbesar di Asia Tenggara berkapasitas produksi mencapai 6,47 juta ton per tahun.

“Berbekal kemampuan produksi dan teknologi kompleks yang kami miliki, lalu dimotori oleh inovasi dan SDM unggul, kami optimis dapat memanfaatkan peluang dari prospek pasar petrokimia. Kami mampu menyediakan produk-produk pupuk untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik maupun memaksimalkan peluang di pasar global,” kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Pupuk Kaltim memiliki 13 pabrik di antaranya lima pabrik amoniak, lima pabrik urea, satu pabrik NPK fused granulation, satu pabrik NPK blending, dan satu pabrik boiler batu bara yang berada di kawasan seluas 443 hektare di Bontang, Kalimantan Timur.

Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 3,43 juta ton urea, 2,74 juta ton amoniak, serta NPK 300 ribu ton per tahun.

Rahmad Pribadi menyebutkan tren permintaan prediksinya akan terus meningkat seiring bertambahnya populasi global yang mendongkrak pasokan pangan. Tren tersebut, kata dia, juga tercermin dalam kinerja positif perusahaan.

Pada 2021 laba setelah pajak Pupuk Kaltim mencapai Rp6,17 triliun, tertinggi dalam sejarah perusahaan. Pada kuartal I 2022, laba setelah pajak telah mencapai Rp3,19 triliun atau meningkat hampir empat kali lipat ketimbang kuartal I 2021.

Kinerja positif tersebut, kata Rahmad, tidak lepas strategi Pupuk Kaltim yang fokus pada tiga pilar utama yaitu keunggulan operasional dan rantai pasok melalui efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur, keunggulan diversifikasi dengan mengembangkan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia serta energi terbarukan, serta keunggulan jangkauan pasar dengan peningkatan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global.

Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta mengatakan keunggulan operasional BUMN pupuk itu diperkuat dengan menanamkan kultur inovasi internal guna mempertahankan kinerja positif produktivitas.

Salah satu contohnya adalah menggiatkan proses riset dan implementasi beragam teknologi mutakhir yang ditujukan memberikan efisiensi energi dan pemakaian bahan baku, seperti dengan dilakukannya proses revitalisasi unit ammonia pabrik-2 yang nantinya dapat menurunkan pemakaian gas bumi hingga 4 mmbtu/ton. [ipe]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button