Empati

Bersama Bangun Masjid Ramah Lingkungan di Peacesantren Welas Asih

Peacesantren Welas Asih, sebuah pondok pesantren modern di Garut, Jawa Barat sedang menggalang dana untuk membangun masjid ramah lingkungan. Masjid ini akan dibangun dengan konsep daur ulang sampah untuk meminimalisir kerusakan lingkungan. Para santriwan dan santriwati saat ini masih menggunakan mushola semi permanen yang terbuat dari anyaman bambu tanpa tembok.

Founder Peacesantren Welas Asih, Irfan Amalee, mengatakan bahwa sampah merupakan masalah besar di Garut dan Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, masjid ini akan dibangun tanpa menggunakan produk-produk atau bahan yang dapat merusak lingkungan, seperti kayu, pasir, dan semen.

“Ini jadi problem di Garut mungkin di Indonesia pada umumnya atau bahkan dunia, sampah itu sekarang menjadi bencana yang baru yah. Bencana yang diciptakan sendiri itu udah banyak banget. Yang mikroplastik yang mencemari laut yang mencemari makanan, bikin polusi tanah dan lain-lain,” kata Founder Peacesantren Welas Asih Irfan Amalee kepada Inilah.com, Jumat (3/3/2023).

Konsep yang ingin dimunculkan dalam pembangunan masjid ini adalah meminimalisir kerusakan lingkungan atas produk-produk atau bahan yang digunakan untuk membuat satu bangunan.

“Ketika kita ngobrolin dengan para ahli lingkungan, kemudian ketemu juga dengan perusahaan sosial yang mengkonfersi sampah pelastik dan gabah menjadi bahan bangunan . Wah ini double dampaknya. Pertama dampaknya di pasir juga, dan kemudian menyelesaikan masalah yang buntu sekarang. Karena sampah ini tidak bisa diangkut ke TPA,” jelas dia.

Masjid ramah lingkungan ini akan dibangun dengan bahan sampah organik dan anorganik, seperti plastik dan gabah. Sampah tersebut akan di-upcycle oleh pihak ketiga untuk dikonversikan menjadi sebuah material bangunan yang kokoh. Saat ini, proses pembangunan diperkirakan akan segera dimulai.

“Sehingga ketika sudah dihitung ini, totalnya bisa menyerap sekitar 12 ton sampah pelastik. Jadi 12 ton sampah pelastik ini dikonversi. Kemudian ini dicampur dengan gabah. Jadi nanti 12 ton sampah didatukan dengan 24 ton gabah padi. Jadi materialnya ada organik dan anorganik jadi lebih kokoh,” tegas Irfan.

Jika nantinya terbangun, masjid ramah lingkungan milik Peacesantren Welas Asih diperkirakan bisa menampung sekitar 350 jemaat. Selain fungsi utama untuk aktifitas salat, rumah ibadah itu juga akan memiliki beragam fasilitas lainnya, seperti aula untuk aktifitas sosial, publik space, skate board park, area gym, dan area outdoor khusus anak-anak.

Pondok pesantren tengah menggalang dana melalui laman Kitabisa untuk pembangunan masjid tersebut. Hasil donasi akan digunakan untuk membangun masjid dan membantu para santri-santri agar lebih tekun dan semangat belajar agama. Donasi bisa diberikan melalui tautan berikut: https://kitabisa.com/campaign/jariyahpeacesantren/story

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button