Bertemu Jokowi, PP Muhammadiyah Tekankan Profesionalisme Pengelolaan Tambang


Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menekankan, organisasi yang dipimpinnya akan berlaku profesional terkait konsesi tambang yang diberikan pemerintah.

“Jangan underestimate, kami Muhammadiyah itu kan juga bisa bangun sekolah, lembaga pendidikan tinggi, rumah sakit, dan usaha, bisa bikin hotel, Insya Allah bisa juga menjalankan program-program berskala besar, tentu dengan rasionalitas yang tinggi, profesionalitas,” ujar Haedar.

Demikian disampaikan Haedar seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Haedar mengatakan, pembangunan dan pengembangan lembaga pendidikan, kesehatan dan badan usaha selama ini dilakukan Muhammadiyah secara mandiri, dan seluruhnya ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.

Muhammadiyah juga memiliki perhatian besar terhadap persoalan lingkungan, di mana pada Milad 2023 lalu, Muhammadiyah mengangkat isu perubahan iklim.

“Bahkan kita punya Muhammadiyah Climate Center, satu-satunya ormas yang punya lembaga untuk antisipasi terhadap perubahan iklim dengan segala dampak lingkungannya yang dahsyat,” jelasnya.

Haedar juga menekankan, Muhammadiyah dalam mengelola tambang juga akan mengacu kepada kesejahteraan masyarakat serta tetap menjaga dan merawat lingkungan.

“Dan mohon pemahaman juga dari teman-teman media, jadi lihatlah persoalan ini secara proporsional, objektif, dan konstruktif. Bahwa nanti ada kekurangan-kekurangan di antara kita, saya pikir terus perbaiki dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.

Menurutnya, pengelolaan tambang akan dilakukan secara profesional, melalui anak perusahaan yang memiliki good governance, dan juga dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang bertanggung jawab.

“Bahkan kami kan punya 5 universitas yang punya prodi pertambangan dan 12 SMK pertambangan. Dan pesan Pak Presiden, mendukung apa yang menjadi komitmen Muhammadiyah untuk pengembangan SDM ke depan yang berkarakter tapi juga bisa menguasai sainteks karena memang Indonesia memerlukan itu,” beber Haedar.