Market

Bertemu USTR, Menko Airlangga Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi RI dengan AS

Berkunjung ke Amerika Serikat (AS), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan USTR. Banyak hal dibahas, termasuk mendorong penguatan kerja sama ekonomi.

Pertemuan bilateral Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dengan USTR berlangsung Rabu malam (7/9/2022). Dipimpin Menko Airlangga dihadiri Menteri Perindustrian, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, serta sejumlah Pejabat Eselon 1 Kemenko Perekonomian, serta dan Kementerian Perindustrian.

Adapun dari Pemerintah AS dipimpin langsung USTR, Ambassador Katherine Tai. Pertemuan membahas partisipasi Indonesia dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), serta penutupan kasus sengketa dagang (Dispute Settlement) WTO DS 478, dukungan AS untuk Deklarasi pada KTT G20, peran Indonesia sebagai Presidensi G20, dan perkembangan pengesahan perpanjangan GSP di Kongres AS.

Menko Airlangga menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap inisiasi AS dalam membentuk IPEF yang melibatkan 14 negara. Di mana, IPEF merupakan inisiatif AS yang secara resmi diluncurkan Presiden Joe Biden pada 23 Mei 2022 di Tokyo.

Selanjutnya, Indonesia telah mengonfirmasi partisipasinya melalui Nota Diplomatik KBRI Washington DC, pada 17 Mei 2022. Sebanyak 14 negara yang berpartisipasi dalam IPEF, yaitu AS, Australia, Brunei Darussalam, Fiji, Filipina, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Indonesia menghadiri Indo-Pacific Economic Framework Ministerial Meeting (IPEF MM) di Los Angeles, California, Amerika Serikat pada 6-9 September 2022.

IPEF Ministerial Meeting merupakan pertemuan Tingkat Menteri yang mewakili 14 Negara Anggota IPEF, dan dari Indonesia diwakili Menko Perekonomian, Menteri Perindustrian dan Duta Besar RI di AS, serta pejabat setingkat Senior Officials dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Perindustrian.

Pertemuan IPEF Ministerial Meeting ini sangat penting, bertujuan untuk membahas dan mengesahkan Ministerial Statement di semua Pilar IPEF, yang akan menjadi basis dokumen untuk proses selanjutnya IPEF ke depan.

Asal tahu saja, terdapat 4 Pilar pembahasan dalam IPEF. Yakni, Pilar I: Trade (Fair & Resilience), Pilar II: Supply Chain (Resilience), Pilar III: Energi Bersih, Dekarbonisasi & Infrastruktur (Infrastructure, clean energy, and decarbonization), Pilar IV: Tax and Anti-corruption.

Menko Airlangga kembali menjelaskan, Indonesia akan mengikuti di semua pilar (Pilar I-IV) yang akan dimanfaatkan untuk mengambil manfaat dan keuntungan dalam mendorong peningkatan perdagangan antar negara anggota IPEF.

“Pada pertemuan tersebut juga disampaikan bahwa negara-negara anggota ASEAN yang menjadi anggota IPEF (7 negara) cukup solid dan terus berusaha menyamakan suara dalam pembahasan di IPEF MM ini,” tuturnya.

Pada pertemuan bilateral dengan USTR tersebut, Menko Airlangga menyampaikan, Indonesia perlu menggalang dukungan dari Pemerintah AS untuk mendukung tercapainya Deklarasi KTT G20 dan juga mendukung penuh keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.

“Presidensi G20 Indonesia merupakan momentum untuk percepatan pemulihan ekonomi secara inklusif dengan menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam merespons berbagai tantangan global,” ujar Menko Airlangga.

Indonesia memandang penyelenggaraan ASEAN 2023 dapat dilakukan bersamaan dengan negosiasi IPEF. Selain itu, pada pertemuan tersebut juga dibahas tentang upaya yang telah dilakukan untuk penyelesaian sengketa dagang DS 478.

Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia telah memenuhi seluruh rekomendasi dan putusan DSB WTO dan berharap Pemerintah AS dapat mendukung Indonesia untuk menyelesaikan hambatan perdagangan bilateral melalui penutupan sengketa dagang WTO DS 478 terkait importasi produk hortikultura, hewan, dan produk hewan.

Indonesia mengharapkan, melalui IPEF akan memperkuat ikatan di kawasan Indo-Pasifik yang sangat strategis ini, yang akan menentukan kekuatan ekonomi global pada dekade mendatang. Kerangka kerja IPEF akan menciptakan ekonomi di kawasan menjadi lebih kuat, lebih adil, dan lebih tangguh bagi seluruh negara, utamanya di kawasan Indo-Pasifik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button