News

Besar Risiko bagi Jokowi Jika NasDem Keluar dari Kabinet

Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan sosok yang selalu mengedepankan persoalan stabilitas politik. Maka dinilai cukup riskan bila rumor reshuffle yang santer terdengar beberapa waktu belakangan ini, benar terjadi dan menyasar Partai NasDem.

Pengamat politik Arifki Chaniago meragukan Jokowi akan berani mengambil langkah mendepak NasDem dari kabinet. Pasalnya bila dilakukan maka menambah daftar oposisi pemerintah, dan hal itu bisa ganggu stabilitas.

“Kalau soal reshuffle kan memang hak presiden ya karena memang dia memiliki kewenangan tersebut, tetapi dalam tipikal pak Jokowi kalau kita melihat gaya politiknya tentu beliau ini akan menyukai stabilitas politik ya,” ujarnya kepada inilah.com, di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Ia menekankan, jika NasDem dikeluarkan dari kabinet, maka secara tidak langsung akan mengganggu pendekatan politik yang dibangunnya.

“Dan artinya peluang NasDem menjadi oposisi akan menjadi besar. Karena dengan keluarnya NasDem dari pemerintahan, maka ruang-ruang ini akan harus diambil oleh Jokowi untuk melihat NasDem kedepannya akan menjadi pengkritik pemerintah,” singgung Arif.

Di sisi lain, Arifki memandang ramainya pembicaraan seputar reshuffle ini, tentu akan dimaknai secara khusus oleh kedua belah pihak, baik itu Jokowi ataupun Partai NasDem.

Ia yakin rumor tersebut akan menjadi bahan perenungan mendalam bagi Jokowi, karena terkait dengan dampak politik ke depan. Mengingat posisi Surya Paloh selama ini merupakan penyeimbang sistem politik dalam pemerintahan.

“Keterkaitan dari reshuffle kabinet ini juga penuh perenungan diri bagi pak Jokowi, karena juga terkait dengan dampak politik ke depan. (Pertama) posisinya dia sebagai king maker di pemerintahan,” terang Arif.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button