Market

Bidik Pasar Iklan Digital Indonesia, Entravision Gandeng Twitter dan TikTok

Studi Statista pada Juni 2022 menyebut, belanja iklan digital di Indonesia pada 2022, diproyeksikan mencapai US$2,28 miliar. Atau setara Rp34,2 triliun dengan kurs Rp15.000/US$. Wajar banyak yang tertarik merajai iklan digital.

Betul-betul menggiurkan. Tahun depan, Statista memprediksikan, belanja iklan digital bakal naik menjadi US$2,55 miliar, atau Rp38,25 triliun. Kenaikannya hampir 12 persen.

Melihat ceruk pasar ini, membuat Entravision MediaDonuts, perusahaan teknologi advertising putar otak. Agar bisa menyabet pasar secara mayoritas, atau menjadi raja iklan digital di Indonesia.

Untuk memuluskan langkah itu, Entravision membangun kolaborasi dengan platform medis sosial (medsos) kekinian yang kelas dunia yaitu Twitter, TikTok, Spotify, Criteo, dan platform lainnya di Asia-Pasifik.

Pieter-Jan de Kroon, CEO Entravision MediaDonuts, mengatakan, perseroan terus melakukan pengembangan bisnis dan ekspansi yang kuat di kawasan Asia Pasifik. Disokong akuisisi oleh Entravision pada Juli 2021. Alhasil, kinerja perseroan di kuartal III-2022 melesat. “Terlepas dari latar belakang ekonomi yang sangat menantang, Q3 telah menjadi kuartal yang sangat baik yang diakhiri dengan pencapaian pertumbuhan secata tahunan yang fenomenal,” kata de Kroon, Jakarta, dikutip Jumat (18/11/2022).

Tahun ini, dia bilang, menjadi tahun yang luar biasa. Dan, Indonesia memainkan peran penting dalam pertumbuhan perusahaan. Karena, pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang cukup tinggi, seiring dengan majunya bisnis periklanan.

“Indonesia terus menjadi salah satu pasar yang mendorong pembelanjaan iklan marketing dan pertumbuhan di kawasan ini. Advertiser Indonesia selalu terbuka

untuk mempelajari platform periklanan baru sehingga advertiser akan lebih unggul dalam ranah kompetisi ini. Dan hal tersebut turut berkontribusi secara signifikan

terhadap pertumbuhan ini,” kata de Kroon.

Saat ini, Entravision MediaDonuts berdiri kokoh di atas 3 pilar utama, yakni media sosial, media ritel, dan performance marketing. Media sosial terbukti sangat besar digunakan pengguna internet. Alhasil, sebagian besar investasi dilakukan oleh pengiklan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button