Market

Bisnis Bandara Sepi, Angkasa Pura I Megap-megap, Gaji Karyawan Tersendat

Munculnya pandemi COVID-19 sejak awal 2020 membuat bisnis bandara sepi. Kondisi ini berdampak kepada PT Angkasa Pura I (Persero). Gaji karyawan tak terbayar tuntas.

Direktur Sumber Daya Manusia & Umum Angkasa Pura I, M Arifin Firdaus mengakui pembayaran gaji karyawan harus tertunda. “Kekompakan seluruh karyawan AP I dalam menanggulangi pandemi ini ada beberapa hal dalam proses perjalanannya kita memang melakukan penundaan pembayaran beberapa tunjangan yang seharusnya menjadi hak-hak karyawan, termasuk juga penundaan terhadap pembayaran gaji,” ujar Arifin dalam konferensi pers virtual, Jumat (10/12/2021).

Dia menjelaskan, pertimbangan untuk melakukan penundaan pembayaran gaji dan tunjangan karena pemberlakuan WFH pada mayoritas karyawan. Saat itu seiring pemberlakuan PPKM. “Yang WFO itu betul-betul 25 persen, kapasitas masuk. Sehingga aktivitas yang membutuhkan biaya transport itu menjadi berkurang,” kata dia.

Menurut Arifin, manajemen Angkasa Pura I sepakat untuk melakukan mekanisme penundaan gaji, bukan pengurangan gaji. Dia memastikan kewajiban akan dipenuhi perusahaan. “Jadi ibaratnya pegawai itu diminta nabung, kasarnya. Terima kasih dukungan karyawan AP I berkenan melihat kondisi keuangan perusahaan butuh sekali upaya yang optimal, sehingga merelakan beberapa haknya masih kita tunda pembayarannya,” tuturnya.

Selanjutnya dia berharap, masalah keuangan di internal Angkasa Pura I bisa teratasi. Tahun depan, perekonomian menuju pemulihan seiring terkendalinya pandemi COVID-19. Bisnis bandara diharapkan kembali normal. Sehingga berdampak positif terhadap keuangan Angkasa Pura I. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada proses penyelesaian terhadap kewajiban karyawan perusahaan itu,” lanjutnya.

Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi pernah menyampaikan kabar buruk. Mengelola 15 bandara, Angkasa Pura I diprediksi merugi Rp3,24 triliun di tahun ini.

Tahun depan, keuangan perseroan diprediksi masih akan minus Rp601 miliar. “Diproyeksikan tahun depan memang kita dan masih akan rugi sekitar Rp 601 miliar, tapi ini sudah jauh menurun dibanding dengan tahun 2021, dan positifnya adalah EBITDA-nya bisa positif sekitar Rp 1,5 triliun dengan arus kas operasi yang akan sudah positif sekitar Rp 1,15 triliun,” jelasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button