Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi terjadinya bencana banjir besar di wilayah barat Indonesia, termasuk Jakarta, akibat seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia.
Fenomena ini diprediksi akan terjadi pada 20-29 Desember, bersamaan dengan puncak musim hujan di wilayah tersebut.
Potensi Banjir Seperti 2020
Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, fenomena ini dapat memicu angin kencang, gelombang tinggi, dan peningkatan curah hujan ekstrem. Jika skenario terburuk terjadi, kondisi ini dapat menyebabkan banjir serupa yang pernah melanda Jabodetabek pada Januari 2020, ketika hujan ekstrem mencapai intensitas 377 mm per hari.
Banjir pada 2020 menggenangi 390 RW di 151 kelurahan, memaksa lebih dari 36 ribu warga mengungsi, serta menyebabkan 19 korban jiwa. Dwikorita menekankan bahwa fenomena seruak dingin ini merupakan ancaman serius bagi wilayah seperti Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung.
Gangguan Pelayaran hingga Bencana Besar
Fenomena seruak dingin ini juga dapat berdampak pada aktivitas pelayaran. Pada tahun 2022, fenomena serupa mengakibatkan gangguan besar di Pelabuhan Merak-Bakauheni, termasuk insiden kendaraan jatuh ke laut akibat kapal yang oleng.
Curah hujan yang sudah tinggi selama puncak musim hujan diperparah oleh efek La Nina, yang diperkirakan meningkatkan curah hujan hingga 20 persen. Hal ini membuat ancaman banjir semakin nyata.
Kesiapan Menghadapi Bencana
BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk bersiap menghadapi potensi dampak bencana, termasuk evakuasi warga di wilayah rawan banjir. “Kami mendeteksi seruak udara dingin ini sejak minggu lalu. Semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaan,” ujar Dwikorita.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG juga akan memantau aktivitas seruak dingin ini secara real-time untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Pemerintah daerah diminta memastikan kesiapan infrastruktur penanganan bencana seperti pompa air, pengungsian, dan jalur evakuasi.
Dengan cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada Desember dan Januari, masyarakat diharapkan tidak mengabaikan peringatan ini. Sebagai pelajaran dari bencana 2020, kesiapan dan mitigasi dini adalah kunci untuk meminimalkan dampak buruk yang ditimbulkan oleh fenomena ini.