Market

BNC Incar Dana Rp5 Triliun dari Rights Issue

Jumat, 08 Jul 2022 – 14:04 WIB

BNC Incar Dana Rp5 Triliun dari Rights Issue

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan saat Media Brifing/Foto: Dok BNC

PT Bank Neo Commerce (BNC) akan kembali menghipun dana untuk menambah permodalan lewat rights issue dan private placement. Rencananya, perseroan akan menghimpun dana sebesar Rp5 triliun dalam aksi korporasi tersebut.

Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan mengatakan, targetnya perusahaan akan menghimpun dana sebesar Rp5 triliun dari rights issue dan private placement. Dana itu rencananya akan perseroan gunakan untuk memperkuat permodalan. Tujuannya, untuk mempercepat akselerasi proses transformasi BNC menjadi bank digital terbesar di Indonesia.

“Kami tambah Rp5 triliun, ini sesuai dengan kebutuhan dan guna mendukung bisnis kami. KPI sudah kami canangkan Rp5 triliun adalah angka yang pas. Dengan Rp7 triliun kami berharap bisa membuat bisnis cepat lagi,” ujar Tjandra dalam media brifing di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

Sekedar informasi, pada kuartal pertama 2022, BNC baru memiliki modal inti Rp2,32 triliun. Jumlah ini melonjak 127,45 persen year on year (yoy) dibandingkan Maret 2021 di posisi Rp1,02 triliun.

Dia mengatakan, dana sebesar Rp7 triliun itu akan perseroan gunakan untuk investasi BNC seperti di bidang teknologi dan sumber daya manusia.

Tjandra memproyeksi, setelah penghimpunan dana tersebut, capital adequacy ratio (CAR) BNC bisa mencapai kisaran 70 sampai 80 persen. Sedangkan saat ini CAR BNC ada di posisi 21,8 persen.

Dalam laporan keuangan Kuartal I 2022, BNC mengalami pertumbuhan usaha yang sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dari kenaikan signifikan dari aset, kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Selain itu, kerugian (loss) juga terus menurun di akhir semester pertama.

“Berita baiknya lagi, di semester pertama tahun ini revenue kita mengalami kenaikan, sedangkan expense mengalami penurunan,” kata Tjandra.

Dari sisi aset, di bulan Juni 2022 BNC mencatat kenaikan signifikan sampai Rp14,36 triliun dari Rp11,33 triliun di bulan Desember 2021. Kredit juga mengalami kenaikan sampai Rp7 triliun dari yang sebelumnya Rp4,27 triliun di akhir tahun 2021.

DPK juga mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp8,1 triliun di bulan Desember 2021 menjadi Rp11,1 triliun di akhir semester satu tahun 2022.

Kinerja BNC yang positif terlihat jelas pula dari Net Interest Income (NII). Di enam bulan pertama 2022 saja BNC sudah membukukan lompatan tinggi NII menjadi sebesar Rp547 miliar, dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya sejumlah Rp315 miliar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button