Pasangan ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, mencatatkan hasil gemilang dengan meraih gelar perdana mereka di Korea Open 2024. Kemenangan ini terasa istimewa karena mereka berhasil mengalahkan duet tuan rumah yang juga merupakan Juara Dunia 2023, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae, melalui pertarungan sengit dengan skor 18-21, 21-9, 21-8.
Tak hanya Leo/Bagas, penampilan pasangan Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin juga tak kalah mengesankan di ajang Super 500 tersebut. Fikri/Daniel berhasil mencapai babak semifinal sebelum akhirnya ditumbangkan oleh Leo/Bagas. Di babak perempat final, mereka bahkan mampu mengalahkan unggulan kedua turnamen, He Ji Ting/Ren Xiang Yu dari China, dalam rubber game 22-20, 13-21, dan 21-16.
Leo/Bagas dan Fikri/Daniel merupakan pasangan baru yang terbentuk setelah pelatih Aryono Miranat memutuskan untuk menukar pasangan mereka. Sebelumnya, Bagas berpasangan dengan Fikri, sementara Leo berduet dengan Daniel. Namun, prestasi yang stagnan membuat Aryono melakukan perombakan ini, dan hasilnya terbukti positif dari dua turnamen Asia yang telah mereka jalani.
Keberhasilan strategi rotasi ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah sudah saatnya bagi pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk dirombak?
Mengingat kesuksesan strategi rotasi yang diterapkan oleh Aryono, evaluasi terhadap formasi pasangan ganda putra menjadi sangat penting untuk memaksimalkan potensi dan hasil di turnamen-turnamen mendatang.
Pertanyaan mengenai kemungkinan memisahkan Fajar/Rian sebenarnya pernah disinggung langsung oleh Fajar setelah Olimpiade Paris 2024. Saat itu, Fajar mengungkapkan bahwa belum ada keputusan dari pelatih mengenai langkah mereka ke depan.
“Saat ini, kami belum mendapatkan informasi dari pelatih tentang bagaimana perkembangan pasangan kami di masa depan,” ujar Fajar.
Fajar juga menambahkan bahwa setelah Japan Open dan beberapa turnamen berikutnya, mereka akan duduk bersama pelatih untuk membahas strategi dan tujuan ke depan, termasuk kemungkinan perombakan pasangan.
“Kami akan berkomunikasi lebih lanjut dengan pelatih dan pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa kami dapat menetapkan tujuan yang jelas dan memaksimalkan potensi kami di turnamen mendatang,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Ricky Soebagdja, belum lama ini juga tidak menutup kemungkinan adanya perombakan atlet setelah Olimpiade Paris 2024. Namun, Ricky menjelaskan bahwa perombakan tersebut belum terlaksana karena padatnya jadwal pertandingan dan adanya pergantian pengurus baru.
“Tim Ad Hoc juga kita sama-sama tahu sudah dibubarkan, tentu ada evaluasi dari apa yang sudah disampaikan sebelumnya. Pastinya ada (perombakan), dan untuk ke depannya kami akan berkomunikasi lagi dengan Ketua Umum terpilih,” ujarnya.
Strategi bongkar pasang ganda putra memang menjadi solusi yang dipertimbangkan oleh pelatih ketika prestasi dan progres yang signifikan tidak ditunjukkan oleh pasangan tertentu. Pertanyaannya sekarang, apakah Fajar/Rian perlu mengikuti jejak Leo/Bagas dan Fikri/Daniel?