Kanal

Bonus Demografi 2045, Arief Rosyid Ajak Pemuda Siapkan Diri Hadapi Peluang dan Tantangan

Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2045, bersamaan dengan peringatan 100 tahun Indonesia. Bonus demografi ini diharapkan membawa banyak kesempatan, namun juga tantangan. Direktur Eksekutif Merial Institute, M. Arief Rosyid Hasan, mengajak para pemuda untuk menempatkan diri sebagai subjek yang berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan.

Arief mengatakan bahwa kepemimpinan generasi muda harus disiapkan secara sistematis, mulai dari tingkat SMP hingga ke BEM dan seterusnya. Ia menegaskan pentingnya mendekatkan diri dengan para pemimpin masa depan untuk melihat potensi mereka dan memastikan mereka berada dalam ekosistem yang tepat.

“Jangan sampai egosektoral yang tinggi menjadi hambatan dalam kerja sama yang seharusnya menjadi kekuatan bangsa Indonesia, bahkan sejak zaman Bung Karno dulu.. Alhamdulillah, sejak pandemi ini, semangat gotong royong dan kolaborasi semakin kuat dan kembali hidup di tengah masyarakat,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/3/2023).

Untuk menghadapi tantangan ini, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zainuddin Amali, membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Tim Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan pada Februari lalu. Pokja ini dikepalai oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Niam Sholeh, dan melibatkan Merial Institute, lembaga think tank kepemudaan yang telah konsisten berkontribusi pada pembangunan pemuda menuju Indonesia Emas 2045.

Untuk itu Arief Rosyid turut mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan jajaran Kemenpora yang telah memberikan kepercayaan dan ruang bagi Merial Institute untuk menjadi bagian dari inisiatif-inisiatif Kemenpora dalam bidang kepemudaan.

“Dibentuknya Tim Nasional Kepemudaan menegaskan komitmen Presiden Joko Widodo dan beserta jajaran Kemenpora, yang bukan hanya saja fokus membangun olahraga Indonesia, tetapi juga serius memperhatikan isu-isu kepemudaan di negara ini,” katanya.

Lebih lanjut Arief menyoroti tentang anak muda yang seringkali dinilai anarkis dan tidak produktif di berbagai sudut di Indonesia. Menurutnya, seperti pepatah, satu teladan lebih baik daripada seribu nasihat.

“Perlu ada mentoring dan keteladanan kepemimpinan. Kepemimpinan anak muda harus kita siapkan, by design, bukan sesuatu yang instan. Mulai dari tingkat SMP-SMA di lingkup OSIS, lalu kemudian naik ke BEM dan seterusnya,” katanya

“Kita sebagai tokoh-tokoh muda harus mendekatkan diri, turun ke berbagai daerah untuk menjadi dekat dengan para pemimpin masa depan ini dan melihat potensi mereka. Tugas saya dan teman-teman adalah memastikan bahwa mereka ada di dalam ekosistem yang tepat. Lewat amanah sebagai bagian dari Tim Pokja yang mewakili non-kementerian, maupun amanah-amanah lain yang saya emban saat ini dan di hari depan, insya Allah, ikhtiar untuk sama-sama terus layani generasi kita,” sambungnya.

Arief juga mengajak anak muda untuk cepat beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah. Ia mencontohkan bagaimana anak muda yang siap beradaptasi dan berakselerasi telah meningkatkan kelas ekonomi mereka, dari penerima zakat menjadi pembayar zakat.

Melalui Tim Nasional Kepemudaan, Arief berharap dapat mendorong partisipasi dan kepemimpinan anak muda di berbagai bidang, termasuk ekonomi, sesuai dengan semangat Sustainable Development Goals (SDGs) yang mengedepankan prinsip “no one left behind.”

“Sesuai dengan semangat SDGs, yaitu, no one left behind, Tim Nasional Kepemudaan diharapkan menjadi motor untuk mendorong partisipasi dan kepemimpinan anak muda di berbagai bidang,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button